Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2018, 18:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - bulan Ramadhan akan segera tiba. Salah satu yang tak pernah absen saat jelang Ramadhan adalah penentuan bulan baru.

Penentuan bulan baru ini didasarkan oleh penglihatan (rukyat) atau perhitungan (hisab).

Kedua metode ini juga diterima sebagai mazhab dalam ilmu astronomi.

Seiring berjalannya waktu, ilmu astronomi mengalami perkembangan. Salah satunya dalam teknologi yang digunakan.

Ninok Leksono dalam tulisannya di Kompas.com pada 2010 menyebut bahwa orang mempelajari alam semesta dengan banyak cara, mulai dari observasi, dengan teleskop yang makin canggih, hingga abstraksi yang didukung oleh ilmu matematika amat hebat.

Selain melihat hilal atau bulan baru, ilmu tentang bumi dan bulan masih sangat luas. Khususnya, tentang masa depan hubungan bumi dan bulan.

Baca juga: Bulan Terlalu Rendah, Sidang Isbat Mungkin Putuskan Awal Ramadhan 17 Mei

Pertanyaan yang mendasar adalah apakah hubungan tersebut masih akan terus berlangsung seperti sekarang?

Para ahli tata surya mulai berdiskusi tentang hal ini dan membuat beberapa skenario.

Di antara skenario itu, salah satunya didasarkan pada teori evolusi bintang. Teori ini menyebutkan bahwa matahari akan mengembang menjadi bintang raksasa merah.

Jika hal itu terjadi, maka bumi dan bulan akan melayang di sekitar atmosfer matahari.

Merujuk pada teori tersebut, bisa jadi bumi akan tertarik oleh matahari kemudian tamat riwayatnya.

Namun sebaliknya, jika bulan yang lebih mendapat pengaruh dari matahari, ia akan secara spiral mendekati bumi.

Ketika sudah dekat, gravitasi bumi justru akan membuat bulan pecah.

Baca juga: Hilal Di Bawah Ufuk, Apa Artinya dalam Penentuan Awal Bulan Puasa?

Skenario lain menyebut, ada pula kemungkinan bahwa 1,5 miliar tahun ke depan matahari sudah mengecil.

Ini menyebabkan gravitasinya ikut mengecil sehingga bumi dan bulan mungkin lepas dari pengaruhnya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau