KOMPAS.com - Pada hari Kamis (17/5/2018) petang, para ahli melihat bahwa hilal pada posisi di bawah ufuk. Artinya, hilal tidak tampak karena sudah terbenam lebih dulu daripada waktu terbenamnya matahari.
"Tinggi bulan hari ini masih negatif atau sudah di bawah ufuk, jadi bulan Sya'ban digenapkan 30 hari sehingga awal bulan Ramadhan jatuh pada 17 Mei," kata Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN, kepada Kompas.com, Selasa (15/5/2018).
Menurut Sugeng Riyadi, Kepala Pusat Astronom Pondok Pesantren Assalam, Kartasura, hilal di bawah ufuk berarti posisi bulan tertutup permukaan bumi atau laut sehingga tidak dapat terlihat oleh mata manusia.
Sementara itu, awal bulan puasa sudah ditetapkan pada tanggal 17 Mei 2018 oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pada hari Selasa (15/5/2018) saat sidang isbat di Jakarta.
Baca Juga: Bulan Terlalu Rendah, Sidang Isbat Mungkin Putuskan Awal Ramadhan 17 Mei
Umat Islam akan menjalani puasa selama 30 hari secara bersama-sama tanpa ada perbedaan waktu awal puasa. Ini berarti, perayaan Idul Fitri tahun 2018/ 1439 H akan semakin meriah karena perayaan akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.
Dilansir dari Kompas.com, Senin (7/5/2018), proses sidang isbat dimulai pukul 16.00 WIB di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag RI Jalan MH Thamrin Nomor 6, Jakarta Pusat.
Sidang tersebut dihadiri sejumlah pihak termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, serta pakar falak dari ormas-ormas Islam dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.