Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Monster" Lubang Hitam Ini Sanggup Isap Benda Langit Seukuran Matahari

Kompas.com - 16/05/2018, 17:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Tim astronom Australia National University (ANU) baru saja mengidentifikasi adanya lubang hitam sangat besar yang dapat mengisap benda langit dengan sangat cepat.

Lubang hitam ini disebut sangat rakus karena mampu mengisap benda langit yang massanya setara Matahari setiap dua hari sekali.

Menurut analisis ANU, pertumbuhan lubang hitam ini sangat cepat, yakni satu persen setiap jutaan tahun.

UPDATE: Baca juga: Setelah 2,5 Abad, Gambar Lubang Hitam Pertama Terungkap. Ini Fotonya...

Sebelum "monster" lubang hitam ini ditemukan, para ilmuwan harus meneliti sekitar 12 miliar tahun cahaya di luar angkasa, yang berarti mereka melihat obyek seperti itu pada 12 miliar tahun lalu, tidak terlalu lama setelah Big Bang.

Baca juga: Lubang Hitam Berbunyi? Ilmuwan Australia Temukan Cara Mendengarnya

Perwakilan ANU mengatakan, lubang hitam ini terlihat karena cahayanya yang sangat mencolok. Misalkan lubang hitam ini ada di area Bima Sakti, bisa dipastikan ia lebih terang dari Bulan Purnama.

"Lubang hitam tumbuh sangat cepat sehingga sinarnya ribuan kali lebih terang dari benda langit di seluruh galaksi. Ini karena semua gas yang disedotnya setiap hari menimbulkan banyak gesekan dan pansa," kata Christian Wolf salah satu tim ANU Christian Wolf dilansir Science Alert, Rabu (16/5/2018).

"Kalau lubang hitam ini ada di galaksi Bima Sakti kita, cahayanya 10 kali lebih terang dari bulan purnama dan dapat dipastikan bintang lain di langit malam tak akan terlihat," imbuhnya.

Wolf menambahkan, jika "monster" ini ada di galaksi Bima Sakti bukan tidak mungkin cerita kehidupan di Bumi akan tamat karena ukurannya yang super masif, cahaya, dan radiasi sinar-x yang ditimbulkannya.

Lubang hitam yang dikenal sebagai QSO SMSS J215728.21-360215.1 diperkirakan berukuran 20 miliar Matahari.

Wolf dan timnya menyebut obyek langit ini memenuhi syarat sebagai quasar, benda langit yang paling langka dan paling terang di inti galaksi.

Quasar ditentukan dengan meneliti data dari satelit ESA Gaia, NASA Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE), dan teleskop ANU SkyMapper.

Baca juga: Saat Dua Lubang Hitam Raksasa di Semesta Bersatu, Beginilah Bunyinya

Bila di masa depan ada teleskop yang lebih canggih, maka pekerjaan astronom untuk melihat obyek seperti ini jadi lebih mudah.

Hal ini nantinya akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana elemen dan galaksi terbentuk di tahap awal Semesta.

Hingga saat ini para astronom baru menemukan beberapa lubang hitam super-masif dan quasar. Tantangan baru para astronom adalah mencari tahu bagaimana benda langit ini dapat tumbuh begitu cepat dengan ukuran sangat besar di awal pembentukan alam semesta.

"Kamu tidak tahu bagaimana ia bisa tumbuh sangat cepat di masa awal pembentukan semesta. Perburuan terus berlangsung untuk menemukan lubang hitam yang tumbuh lebih cepat," kata Wolf yang mengatakan penelitiannya akan dipublikasikan di Publications of the Astronomical Society of Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Oh Begitu
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fenomena
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Kita
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Oh Begitu
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Oh Begitu
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Fenomena
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau