KOMPAS.com - Di Indonesia, sepeda motor menjadi salah satu moda transportasi andalan.
Berbicara tentang sepeda motor, tentu tak bisa lepas dari benda pelengkap keselamatannya yaitu helm. Helm menjadi salah satu benda wajib ketika Anda berkendara dengan sepeda motor.
Namun, tahukah Anda, ternyata helm telah sejak lama digunakan manusia?
Baca juga: Helm Tuhan Bikin Pemakainya Alami Kejadian Spiritual, Apa Sebab?
Helm Perang
Penggunaan helm paling lama diketahui adalah pada tentara Assyria dan Persia sekitar tahun 900 sebelum masehi (SM). Saat itu, mereka menggenakan helm kulit atau perunggu tebal untuk melindungi kepala dari benda tumpul atau tebasan pedang serta anak panah ketika pertempuran.
Saat itu, helm yang disebut dengan Corinthian tersebut menutupi sebagian besar wajah para tentara penggunanya. Biasanya helm pada masa ini juga dilengkapi dengan bulu kuda yang dibuat dalam bentuk meninggi.
Penggunaan bulu kuda ini menjadi petunjuk untuk pangkat atau unit tempat tentara-tentara tersebut bertugas.
Selama berabad-abad, helm Corinthian terus digunakan.
Baru sekitar abad ke-6 hingga 10, muncul jenis helm Spangenhelm. Helm ini biasanya meruncing ke arah atas.
Helm ini muncul ketika jatuhnya Kekaisaran Romawi dan awal penaklukan Norman.
Spangenhelm memiliki bentuk seperti topi yang punya potongan logam di bagian pipinya. Bahkan, kadang-kadang jenis helm ini punya masker wajah atau surai berantai untuk melindungi leher dan punggung.
Pada abad ke-11, jenis helm yang populer digunakan adalah Nasal helm atau Norman helm.
Baca juga: Bersepeda Tanpa Helm Berisiko Cedera Otak
Sebenarnya, jenis helm ini telah ada sejak Kekaisaran Bizantium. Hanya saja, puncak kepopulerannya baru terlihat di abad ke-11.
Helm ini punya bentuk kerucut dengan tambahan sepotong logam membentang di depan hidung penggunanya.
Inilah alasan helm itu disebut dengan Nasal helm.