Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Helm, Pelindung Kepala dari Cedera

Kompas.com - 11/05/2018, 00:09 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Nasal helm bukanlah satu-satunya pelindung kepala yang populer pada abad ke-11. Ada satu helm lagi, yaitu Kettle helm.

Meski muncul pada abad ke-11, tapi helm ini baru banyak digunakan pada Perang Dunia II.

Banyak variasi helm ini, tapi semuanya memiliki pinggiran logam yang lebar. Kebanyakan helm jenis ini tidak memiliki pelindung wajah.

Nama kettle sendiri disematkan karena helm ini berbentuk seperti panci.

Pada abad ke-12, mulai muncul jenis helm lain yakni Cervelliere.

Jenis helm ini sebenarnya bukan benar-benar helm. Ia lebih menyerupai topi baja dengan surai rantai.

Meski bukan benar-benar helm, namun Cervelliere sangat baik untuk melindungi bagian atas kepala dari tebasan pedang.

Di waktu yang sama, the Great helm juga muncul. Helm dengan nama besar ini bertolak belakang dengan cervelliere.

Bentuknya menyerupai silinder baja besar dengan celah mata dan di bagian dekat mulut untuk bernapas.

Pada abad ke-18 dan 19, seiring semakin efektifnya senjata api, helm sebagian besar menghilang. Helm yang digunakann untuk perang adalah helm ringan oleh kavaleri.

Helm baja kemudian muncul kembali sebagai benda standar yang digunakan oleh infanteri pada Perang Dunia I.

Baca juga: Dikembangkan, Helm untuk Diagnosis Stroke

Perancis adalah negara pertama yang mengadopsi helm sebagai perlengkapan standar pada akhir 1914. Dengan cepat tren ini diikuti oleh negara lain seperti Inggris, Jerman, dan negara Eropa lain.

Helm Berkuda

Sekitar tahun 1880, klub berkuda makin populer. Saat itu, para anggotanya mulai melihat bahwa cedera kepala merupakan masalah besar.

Hal tersebut kemudian memunculkan ide untuk mengadopsi penggunaan helm.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com