Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Helm, Pelindung Kepala dari Cedera

Kompas.com - 11/05/2018, 00:09 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Mulanya, mereka menggunakan helm dari bahan Pith. Pith merupakan bahan tanaman yang mudah dihancurkan.

Pada masa tersebut, itu merupakan bahan terbaik yang tersedia.

Helm Sepeda

Sekitar abad ke-20, para pengendara sepeda mulai menyadari cedera terburuk dan korban jiwa terbanyak berasal dari cedera bagian kepala.

Saat itu, para pembalap sepeda mulai menggunakan hel yang terbuat dari kulit yang dibentuk menyerupai cincin dan disusun secara longitudinal.

Helm ini menawarkan perlindungan yang lebih baik dibanding helm dari bahan pith.

Pada 1970-an, beberapa peneliti dari Snell Foundation mulai melakukan pengujian komperehensif terhadap helm sepeda. Mereka menetapkan beberapa kriteria dasar dalam perlindungan kepala.

Baca juga: Alasan Manusia Melubangi Kepala Sapi 5.000 Tahun yang Lalu

Pada 1975, helm asli pertama untuk pengendara sepeda diciptakan. Mereka membuatnya dari cangkang plastik yang keras yang dilapisi dengan bahan seperti busa.

Ini menjadi awal dari helm modern.

Standar Helm Modern

Pada 1984, The American National Standards Institute mulai memperkenalkan standar untuk helm yang diterima secara luas.

Hal ini membantu meningkatkan kualitas semua helm di pasaran.

Hingga kini, helm yang ada sudah jauh lebih ringan, ramping, dan memiliki beberapa ventilasi untuk kenyamanan dan tali yang disesuaikan.

Ini membuat helm lebih nyaman digunakan dan lebih aman sebagai benda pelindung kepala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com