Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharga Ratusan Miliar, Ini 3 Keistimewaan Racun Kalajengking

Kompas.com - 04/05/2018, 11:34 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Rama, dosen pada Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB, mengatakan, racun kalajengking saat ini dipakai sebagai cikal bakal obat masa depan.

"Di masa depan, ini menjadi salah satu sumber obat yang luar biasa. Potensinya luar biasa. Tak hanya racun kalajengking, bisa juga binatang lain," ujar Rama.

"Pepida (racun) jenis ini ukurannya kecil dan efek sampingnya kecil. Umurnya pendek dan tak ada istilah kecanduan," tambahnya. 

Cara mengambil racun kalajengking

Di sejumlah tempat, kalajengking diternak untuk diambil racunnya guna pengobatan sengatan kalajengking, termasuk di sejumlah negara seperti Afrika.

Pengambilan racun dilakukan dengan kejut listrik di ujung ruas-ruas ekor dengan hasil yang sangat sedikit.

"Saat menghasilkan racun, proses fisiologinya sangat mahal untuk dibuat oleh binatang itu karena kaitan dengan makanan, bukan seperti kita menghasilnya keringat. Jadi prosesnya mahal dan energinya tinggi."

"Belum ada yang menyebutkan berapa tahun binatang ini bisa milking (diambil racunnya). Bila diambil racunnya, umurnya akan berkurang dan (proses menghasilkan racun) bukan sehari-hari yang dilakukan binatang itu."

Kalajengking biasanya menghasilkan racun untuk membela diri atau saat ketakutan dan mencari mangsa.

"Jumlahnya 0,06 mg sampai 0,25 mg sekali dapat, lewat kejutan listrik. Jadi tak begitu banyak."

Baca juga: Virus Zika Bisa jadi Kunci Pengobatan Kanker Otak

Racun bisa diambil paling banyak tiga kali seminggu, tapi menurut Rama, sudah terlalu banyak untuk ukuran kalajengking, yang hidup antara dua sampai tujuh tahun.

"Kalau dipaksa jumlahnya tak optimal, hasilnya harus dikompensasi dengan jumlah makan. Istilahnya membunuh dengan lebih cepat."

"Kalejengking harus makan dalam jumlah tertentu dan energi tertentu untuk menghasilkan 1 milimeter racun," tambahnya.

Kalajengking adalah serangga karnivor dengan konsumsi sebagian besar serangga kecil.

Rama juga mengatakan, kalajengking dengan racun dengan kadar tinggi banyak ditemukan di Afrika dan daerah-daerah gurun. Sementara kalajengking di Indonesia tak menghasilkan racun dengan kadar tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com