KOMPAS.com –- Virus Zika sempat menyita perhatian masyarakat Indonesia pada akhir tahun 2014 hingga pertengahan tahun 2015.
Pasalnya, virus yang disebarkan melalui nyamuk Aedes ini bekerja dengan membunuh sel punca otak yang melimpah di masa perkembangan janin. Akibatnya, perkembangan otak janin terhambat dan terjadi kondisi microcephaly.
Namun, siapa sangka bahwa penelitian terbaru menunjukkan bahwa virus Zika justru bermanfaat untuk pengobatan kanker otak pada orang dewasa?
(Baca juga: Cara Baru Basmi Kanker Tanpa Sisa Ditemukan, Menjanjikan Diujicoba)
Kanker otak glioblastoma yang mematikan didorong oleh sel punca kanker yang membelah dan membuat sel tumor lainnya. Sel-sel ini biasanya kebal terhadap kemoterapi dan radiasi sehingga sering menampakkan diri kembali setelah perawatan.
Dipublikasikan dalam The Journal of Experimental Medicine pada 5 September 2017, para peneliti melakukan serangkaian tes untuk mematikan sel induk glioblastoma menggunakan virus zika. Mereka berhipotesis bahwa karena orang dewasa tidak memiliki banyak sel punca otak yang aktif, virus zika akan dapat digunakan untuk hanya membunuh glioblastoma.
Pertama, pengujian dilakukan di piring laboratorium. Hasilnya menunjukkan bahwa virus zika secara efektif menarget dan membunuh sel punca glioblastoma, tanpa banyak memengaruhi sel otak normal orang dewasa.
Kedua, pengujian dilakukan mengunakan makhuk hidup: seekor tikus disuntikkan strain zika yang telah disesuaikan dengan hewan tersebut pada bagian tumor gliblastoma. Tanpa penyuntikan strain zika, tikus mati dalam waktu satu bulan, sedangkan yang mendapatkan suntikan masih bertahan hidup setelah dua bulan.
(Baca juga: Inilah Mengapa Virus Zika Gagal Merebak di Indonesia)
Selain itu, para peneliti juga berencana untuk melakukan modifikasi virus zika secara genetis agar lebih aman dalam proses penyembuhan. Uji perdananya di piring laboratorium memberikan hasil bahwa, meski dilemahkan, zika masih mampu membunuh sel induk gliobastoma.
"Studi kami adalah langkah pertama menuju pengembangan strain virus zika yang aman dan efektif sehingga bisa menjadi alat penting dalam neuro-onkologi dan pengobatan glioblastoma," kata salah satu peneliti, Michael Diamond dari Washington University, seperti dikutip dari Live Science pada 5 September 2017.
Namun, sebelum diberikan kepada manusia, penelitan lebih jauh masih diperlukan. Jika telah berhasil, terapi zika dapat diiringi dengan terapi kanker otak lainnya. Selain zika, virus lain yang sedang dilirik karena punya potensi untuk mengobati glioblastoma adalah virus campak, polio dan herpes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.