Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Pemerah Kalajengking Diciptakan, Ini Tujuannya

Kompas.com - 02/08/2017, 17:50 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com -- Sekelompok peneliti dari Maroko baru saja menciptakan alat pemerah racun kalajengking yang dikontrol menggunakan remote. Alat tersebut menempel pada buntut dan menggunakan listrik untuk menstimulasi kelenjar racun kalajengking.

“Apa yang membuat alat ini begitu spesial adalah keamanan dan kecepatannya. Jika dulunya kita hanya bisa mengambil racun dari 10 kalajengking dalam sehari, kini kita bisa mengambil racun dari 150 dalam sehari,” kata Mouad Mkamel, seorang peneliti di Ben M’sik Hassan II University, Kasablanka, yang memimpin penelitian, kepada Reuters 1 Agustus 2017.

(Baca juga: Kalajengking Sebesar Manusia, Monster Laut Pertama di Bumi)

Menurut para peneliti, usaha pemerahan racun kalajengking memang luar biasa. Secara rata-rata satu gram racun kalajengking bisa dijual dengan harga 8.000 dollar AS atau sekitar Rp 106 juta. Bahkan, racun dari beberapa spesies yang lebih langka bisa mencapai harga 12.000 dollar AS atau sekitar Rp 120 juta.

Pasalnya, walaupun berbahaya bagi manusia, racun kalajengking mengandung ratusan komponen yang berguna untuk kesehatan setelah dihancurkan ke tingkat molekuler. Selain itu, racun kalajengking juga dapat digunakan sebagai pestisida.

Dikombinasikan dengan tingkat kesulitan untuk mengambilnya, kebutuhan akan racun kalajengking pun mendorong harganya hingga ke titik tersebut.

Dengan adanya alat pemerah ini, racun kalajengking pun tidak akan selangka dulu dan harganya akan turun.

Kini, para peneliti sedang menunggu agar paten alat ini disetujui dan produksi massal pun bisa dimulai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com