Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Pertobatan Pemburu Duyung dari Desa Air Glubi

Kompas.com - 27/04/2018, 20:53 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Akan tetapi, Adriani Sunuddin, dosen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tergabung dalam Dugong & Seagrass Conservation Project (DSCP) menilai usulan Iwan tersebut sulit untuk dilaksanakan dan tidak ideal.

“Pertama, duyung adalah megafauna yang ukurannya jauh lebih besar dari manusia,” katanya.

Selain itu, duyung merupakan mamalia yang memiliki kecerdasan. Bila sering kali ditangkap di satu tempat, bisa jadi duyung beradaptasi dan berpindah habitat ke tempat yang mungkin jauh lebih berbahaya.

Adriani berkata bahwa dalam mencari solusi dari permasalahan keluarga Munsa dan pemburu duyung lainnya, dibutuhkan kajian mendalam mengenai sistem sosial mereka. “Itulah yang sedang saya coba pahami sekarang,” ujarnya.

Pengetahuan tersebut akan bisa digunakan untuk merancang program konservasi duyung yang lebih tepat sasaran, menjamin kebutuhan para pemburu duyung, dan melibatkan mereka.

“Karena konservasi paling tidak butuh tiga hal untuk dilakukan bersamaan, yaitu mengkaji, menyelematkan, dan memanfaatkan. Buat apa kita lindungi kalau kemudian tidak kita manfaatkan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau