Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah dari Desa Pengudang, Selamatkan Ikon Bintan dengan Menjaga Lamun

Kompas.com - 26/04/2018, 11:33 WIB
Shierine Wangsa Wibawa,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Ikon Bintan

Penetapan DPPL merupakan salah satu hasil dari program Trismasdes. Program yang berlangsung dari 2007 hingga 2009 ini merupakan bagian dari konservasi duyung (Dugong dugon) di Bintan.

Duyung yang merupakan hewan rentan punah menurut IUCN dan satwa yang dilindungi dalam Peraturan Pemerintah no 7 Tahun 1999 telah menjadikan Bintan sebagai habitat alaminya. Hal ini tidak lain karena banyaknya padang lamun yang berkondisi sehat di daerah ini.

Siti Kusmiati, Site Manager DSCP Indonesia-Bintan, menjelaskan di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (24/4/2018) bahwa dari 13 lamun yang ada di Indonesia, sebanyak 10 hingga 11 lamun ada di Bintan.

Bagi dugong, lamun tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga rumah. Terutama pada masa penyapihan, kondisi lamun yang optimal sangat dibutuhkan bagi ibu duyung yang harus menyusui anaknya. Sang ibu dan anak pun tidak akan bermigrasi jauh-jauh dari padang lamun mereka.

Baca juga: Bagaimana Cara Menyehatkan Lamun Kembali?

Menyadari hal ini, masyarakat Bintan pun setuju untuk menjadikan duyung sebagai ikon mereka pada 2010. Mereka membangun gapura, patung dan landmark duyung, serta memproduksi cendera mata dan batik duyung.

Namun, Desa Pengudang ingin melangkah lebih jauh lagi. Disampaikan oleh sekretaris desa, Yanti Mardalia,S.Sos; warga desa ingin membangun dugong center.

Akan tetapi, perencanaan dugong center terkendala lahan karena 80 persen dari luas desa yang mencapai 54 kilometer persegi telah menjadi milik perusahaan sejak tahun 1990-an.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau