Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences ini menyebut, enzim tersebut bisa memecah potongan plastik besar menjadi lebih kecil.
Peran Sains
Hal ini tidak serta merta berguna, apalagi pada kenyataannya mikroplastik bisa menyebabkan kerusakan pada lingkungan laut. Meski begitu, para ilmuwan menyarankan metode ini bisa digunakan untuk membuat daur ulang plastik jauh lebih efektif.
"Ini adalah teknologi yang berpotensi sangat berguna untuk mendukung pemulihan dan daur ulang plastik," kata Profesor Nilay Shah, seorang ahli teknik kimia di Imperial College London yang tak terlibat penelitian ini.
"Ini harus memungkinkan dekonstruksi PET secara selektif ke dalam komponen penyusunnnya dan oleh karena itu mengarah pada pendekatan lain yang lebih tinggi untuk daur ulang bahan semacam ini di mana cara mekanis tidak mungkin dilakukan. Dalam kasus seperti itu, pendekatan saat ini melibatkan metode yang kurang canggih seperti insinerasi," sambungnya.
Tak hanya profesor Shah, penemuan ini juga disambut antusias oleh ilmuwan lain. Tapi, mereka juga memperingatkan bahwa akan ada jalan panjang sebelum enzim ini bisa diterapkan sacara luas dalam industri daur ulang.
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Plastik, Si Serba Guna Tapi Berbahaya
"Plastik dan polimer yang berasal dari minyak tahan terhadap degradasi dan akumulasi di lingkungan merupakan masalah yang mengerikan," ujar Profesor Douglas Kell, ilmuwan bioanalitik di University of Manchester.
"Evolusi enzim untuk mendegradasi plastik semacam itu adalah prioritas utama," imbuhnya.
Pendapat lain juga diungkaplan oleh Dr Oliver Jones, seorang ahli kimia analitik di salah satu universitas di Melbourne.
"Meski masih ada cara untuk daur ulang sejumlah besar plastik dengan enzim, dan mengurangi jumlah produksi plastik, mungkin lebih disukai. Ini tentu merupakan langkah awal ke arah yang positif dan sangat menarik untuk sains," ujarnya.
Beberapa waktu terakhir, kesadaran terhadap polusi plastik mulai banyak ditemui. Banyak masyarakat yang berusaha mengurangi sampah plastik.
Namun, Profesor Mc Geehan menyebut bahwa sains harus memainkan peran besar untuk menghadapi masalah polusi plastik.
"Kita semua bisa memainkan bagian penting dalam menangani masalah plastik, tapi komunitas ilmiah yang akhirnya menciptakan 'bahan ajaib' ini, sekarang harus menggunakan semua teknologi yang mereka miliki untuk mengembangkan solusi nyata," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.