Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Palupi Annisa Auliani
Tukang Ketik

Pekerja media. Dari cetak, sedang belajar online dan digital, sambil icip-icip pelajaran komunikasi politik di Universitas Paramadina.

Mengenang Stephen Hawking, dari Topik Bumi Datar hingga Peran Tuhan

Kompas.com - 14/03/2018, 18:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hawking, saat menjelaskan Teori M yang kemudian dikenal sebagai teori tentang segalanya (theory of everything), menyebut tak ada yang bisa menyanggah keberadaan Tuhan. Namun, lanjut dia, temuan sains membuat keberadaan Tuhan tak lagi diperlukan terkait penjelasan mengenai asal mula jagat raya.

Pernyataan Hawking pada 2010 soal Tuhan dan alam semesta tersebut dapat disimak salah satunya pada menit ke-7 dari video yang diunggah di YouTube ini:

Mimpi soal perjalanan waktu yang sering muncul dalam novel dan film fiksi pun menurut Hawking adalah keniscayaan. Ada hitungan rumitnya, tapi Hawking bisa bercerita menggunakan bahasa populer yang renyah untuk menyuguhkan pemikirannya soal pemaknaan waktu berdasarkan teori relativitas umum yang digagas Einstein dan temuan-temuannya sendiri.

Buah pikiran Hawking juga meledakkan temuan-temuan lanjutan—termasuk dari ilmuwan lain—soal mekanika kuantum, partikel Tuhan—yang konfirmasinya mendapat Nobel Fisika pada 2017—dan sejumlah lompatan lain terkait ilmu fisika.

(Baca juga: Bukti Ramalan Einstein Seabad Lalu Raih Nobel Fisika 2017)

Meski begitu, Hawking tetaplah juga hanya manusia biasa. Laki-laki biasa. Dia mengalami puber, bersenang-senang laiknya remaja laki-laki, jatuh cinta, menikah, punya anak, jatuh hati pada perempuan lain, bercerai, lalu berdamai kembali dengan keluarga dan cinta pertamanya. Hawking juga bisa menangis, merasa rapuh, pun congkak dengan kemampuannya.

Karena dia manusia biasa, kematian jelas niscaya datang kepadanya. Soal kepastian mati, Hawking dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa dia tak takut dengan kematian. Yang dia takuti justru adalah sekarat. Menurut Hawking, tak ada alasan buat manusia takut pada kematian dan kegelapan sesudah itu.

Pada dini hari ini, Rabu (14/3/2018), Hawking meninggal. Apakah pernyataannya tentang kematian dan Tuhan terbukti?

Kali ini tak akan ada lagi penjelasan Hawking soal itu. Mungkin suatu ketika kita akan bertemu kembali dengan dia dan saling mendapati jawaban yang tepat atas arti Tuhan, waktu, dan kematian ini. Atau mungkin tidak.

Apa pun itu, rest in peace, Sir....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau