Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teleskop Hubble Tangkap Galaksi Kuno yang Sangat Unik

Kompas.com - 14/03/2018, 18:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Tim astronom Internasional telah menemukan  galaksi relik kuno di lingkungan kosmik kita.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, Senin (12/3/2018) melaporkan jarak galaksi ini hanya 240 juta tahun cahaya dari bumi dan tidak berubah selama 10 miliar tahun terakhir.

Galaksi yang diberi nama NGC 1277, terdiri dari bintang-bintang purba yang diperkirakan sudah muncul sejak awal kehidupan.

Para astronom mencatat NGC 1277 dulunya memproduksi bintang 1.000 kali lebih cepat dibanding Bima Sakti. Sayang, proses ini tiba-tiba berhenti.

Baca juga : Teleskop Hubble Milik NASA Abadikan Tabrakan Dua Galaksi

Temuan tentang galaksi relik kuno sebenarnya sudah pernah ditemukan sebelumnya. Namun, tak ada yang jaraknya sedekat NGC 1277 dengan Bumi. Ini artinya para astronom telah menemukan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Peneliti gabungan dari IAC, the Max Plank Institute for Astronomy and Yale University berkata NGC 1277 memiliki jumlah bintang dua kali lebih banyak dibanding Bima Sakti meski hanya berukuran seperempat dari Bima Sakti.

Aglomerasi rapat dari bintang-bintang adalah ciri khas galaksi pada tahap evolusioner awal dan menunjukkan NGC 1277 dalam keadaan terjebak.

Tim menjelaskan, intinya NGC 1277 tidak akan menambah materi baru dari waktu ke waktu, oleh karena itu pertumbuhan ukurannya terhenti.

Sesuatu yang langka ini ditemukan saat para astronom mencari galaksi relik dengan menggunakan Sloan Digital Sky Survey, salah satu survei astronomi terbesar dan paling detail dalam mengamati alam semesta.

Setelah mengidentifikasi sejumlah kandidat, mereka kemudian menggunakan teleskop Hubble untuk mengambil gambar NGC 1277 yang lebih rinci.

Baca juga : Kabar Baik, Galaksi Kita Tidak Akan Ditelan oleh Andromeda

Tim mengkonfirmasi statusnya sebagai galaksi relik dengan bantuan benda-benda astronomi yang disebut gugus bola bulat, sekumpulan bintang-bintang tua besar dan bulat yang mengorbit di inti galaksi, biasanya ada di daerah terluar galaksi.

Peneliti berkata galaksi masif biasanya memiliki gabungan gugus bulat. Beberapa di antaranya rendah logam, dan tampak biru. Ada pula yang kaya logam dan kelihatan berwarna merah.

Ahli astronom menduga bahwa kelompok gugus merah terbentuk pada tahap awal evolusi galaksi, sementara gugus biru berasal dari galaksi satelit yang lebih kecil dan bergabung dengan galaksi masif.

Peneliti menegaskan, NGC 1277 tidak termasuk dalam kelompok gugus biru.

"Saya sudah mempelajari gugus bola galaksi dalam waktu yang lama dan ini pertama kalinya saya melihat yang seperti ini," ujar Michael Beasley dari IAC, dilansir Newsweek, Selasa (13/3/2018).

Kurangnya kelompok biru di antara NGC 1277 menandakan bahwa galaksi ini tidak pernah tumbuh dengan menggabungkan galaksi di sekitarnya.

Para astronom menjelaskan ini karena NGC 1277 bergerak sangat cepat, sekitar 2 juta mil per jam, seigga tidak dapat bergabung dengan galaksi satelit yang lebih kecil.

Baca juga : Pertama dalam Sejarah, Ribuan Astronom Amatir Temukan Galaksi Baru

Selain itu, prevalensi gugus bola merah menunjukkan bahwa NGC 1277 sudah berhenti memproduksi bintang sejak lama. Periset mengatakan gas di pusat galaksi sangat panas sehingga tidak memungkinkan untuk mendingin dan mengembun membentuk bintang baru.

"Saya sebenarnya tak percaya hipotesis galaksi kuno, tapi pada akhirnya saya sangat takjub dengan temuan ini. Memang, alam semesta selalu memberi lebih banyak kejutan dari yang kita pikirkan," kata Beasley.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com