KOMPAS.com - Antariksa adalah tempat yang sangat "berantakan". Bagaimana tidak, antariksa penuh dengan ledakan dan benturan antar-bintang dan benda-benda lainnya.
Meski antariksa adalah tempat yang riuh, tapi biasanya kita tidak akan bisa melihat "kembang api" terbesar di jagad raya, yaitu tabrakan antar-galaksi.
Beruntungnya, beberapa waktu lalu, teleskop luar angkasa Hubble milik badan antariksa milik Amerika Serikat (NASA) berhasil mengabadikannya. Ya, teleskop Hubble berhasil memotret pemandangan dari dua galaksi yang berdekatan kemudian bertabrakan untuk bergabung menjadi satu galaksi.
Adegan ini terjadi di sebuah rasi yang disebut Cetus atau Monster Laut yang berjarak sekitar 350 juta tahun cahaya. Penamaan rasi ini dikarenakan, dari gambar yang diperoleh dari teleskop Hubble terlihat mirip seperti monster laut.
Baca juga: Kabar Baik, Galaksi Kita Tidak Akan Ditelan oleh Andromeda
Namun, meski tembakannya dramatis, tabrakannya baru akan dimulai dan mungkin memakan waktu jutaan tahun sebelum kedua galaksi tersebut benar-benar bergabung.
Kedua galaksi ini begitu dekat satu sama lain. Selain itu, masing-masing berisi begitu banyak bintang masif.
Galaksi bagian atas juga menampilkan fitur yang disebut dengan ekor pasang surut. Karena hal inilah aliran bintang yang berantakan diciptakan oleh gravitasi satu galaksi yang saling tarik-menarik.
Inilah yang menjadi alasan mengapa kedua galaksi tersebut telah berbagi nama Arp 256, meski belum sepenuhnya bersatu. Para astronom juga mengklasifikasikan sistem seperti ini sebagai "galaksi yang aneh" karena beberapa jenis interaksinya memang menyebabkan sifat (galaksi) aneh, seperti debu tambahan atau berbentuk unik.
Dirangkum dari Newsweek, Kamis (08/03/2018), galaksi aneh ini kemudian menarik perhatian para peneliti untuk mempelajarinya. Mereka bisa mengajari kita (manusia) bagaimana galaksi berevolusi selama miliaran tahun.
Arp 256 sendiri pertama kali dikatalogkan oleh Halton Arp, seorang astronom Amerika pada 1966. Galaksi ini menjadi salah satu di antara 338 galaksi yang dinamai di Atlas of Peculiar Galaxies.
Tujuan dari katalog ini adalah menggambarkan struktur aneh dan indah yang ditemukan di antara galaksi terdekat. Galaksi-galaksi aneh itu seperti eksperimen alami yang dimainkan dengan skala kosmis.
Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Ribuan Astronom Amatir Temukan Galaksi Baru
Menurut Science Daily, Kamis (08/03/2018), dulu ketika alam semesta kita berkembang jauh lebih kecil interaksi dan penggabungan antar-galaksi lebih sering terjadi. Inilah yang mendorong evolusi galaksi hingga hari ini.
Galaksi dalam sistem Arp 256 ini kini masih melanjutkan "tarian" gravitasi mereka hingga jutaaan tahun yang akan datang. Nantinya, mereka akan berubah menjadi sebuah galaksi tunggal.
Lalu apakah galaksi Bima Sakti tempat tinggal kita juga nantinya akan bertabrakan?
Menurut para astronom, galaksi Bima Sakti pun tidak terlepas dari tabrakan astronomis ini. Mereka meramalkan bahwa Bima Sakti nantinya akan bertabrakan dengan Andromeda.
Namun tak perlu khawatir, hal ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Peristiwa ini akan terjadi sekitar empat miliar tahun lagi. Jadi, masih banyak waktu untuk menyaksikan tabrakan dari dua galaksi lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.