Seusai riset berakhir, para peneliti juga mencemaskan adanya endapan parasit di tubuh relawan. Selain itu, seseorang yang baru pertama kali terpapar larva Schistosoma mansoni akan menunjukkan respons berupa demam Katayama, yakni sistem saraf pusat yang terganggu, dan berpotensi meninggal.
Untuk menyangkal anggapan peneliti yang menolak risetnya, Roestenberg beserta timnya dengan sengaja telah menekan jumlah risiko yang akan diterima para relawan. Timnya hanya memasukkan 20 larva jantan ke tubuh relawan. Dengan begitu, tidak ada larva yang berkembangbiak dan menghasilkan ribuan telur.
Baca juga : Lawan Kuman Super, Kini Peneliti Mengandalkan Cacing
Para anggota peneliti juga akan memantau perubahan kesehatan para relawan. Apabila muncul demam ringan dan ruam di kulit, relawan akan segera ditangani oleh tim dokter. Reaksi tersebut masih dipandang wajar dan tidak terlalu membahayakan.
Setelah riset usai, para relawan juga akan diberikan obat Praziquantel untuk menyembuhkan infeksi sekaligus melenyapkan semua parasit yang masih tertinggal.
Daniel Coley, pakar schistosomiasis dari Universitas Georgia yang tidak terlibat dalam riset ini menyangsikan pemberian obat Praziquantel pada partisipan. Pasalnya, cacing penyebab penyakit tersebut masih bisa bertahan hidup hingga lima sampai 10 tahun.
Pendapat ini kemudian dibantah pakar lain yakni James Collins dari Pusat Kesehatan Southwestern Universitas Texas. Menurut dia, penelitian ini justru terobosan baru untuk menemukan obat penyembuh penyakit ini, mengingat obat yang ada sebelumnya masih belum mampu berfungsi efektif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.