Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2018, 11:30 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Time

KOMPAS.com - Olahraga sering dikaitkan dengan tubuh yang lebih bugar dan sehat. Bahkan, oara peneliti percaya olahraga teratur bisa melndungi diri Anda dari flu dan demam.

Bahkan penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga ringan selama 30 hingga 45 menit seperti jalan kaki, bersepeda, atau berlari bisa mengurangi lebih dari separuh risiko infeksi pernapasan.

Dr Bruce Barrett, seorang profesor perawatan keluarga di University of Wisconsin School of Medicine and Public Health, menyebut bahwa secara umum, aktivitas fisik adalah ara bagus untuk melindungi diri dari penyakit.

Pendapat senada juga diungkapkan oleh David Nieman, profesor dan direktur dari Human Performance Lab at Appalachian State University.

Baca juga: Tak Hanya Olahraga, Berkebun Juga Bisa Buat Umur Panjang

"Sistem kekebala tubuh Anda membutuhkan aktivitas untuk melakukan tugasnya dengan lebih baik," ungkap Nieman dikutip dari Time, Rabu (21/02/2018).

"Setiap kali berolahraga, Anda meningkatkan sirkulasi sel kekebalan yang penting," imbuhnya.

Namun, bagaimana jika Anda saat itu sakit? Apakah olahraga disarankan pada orang yang sedang mengalami flu atau demam?

Ternyata olahraga sangat tidak disarankan untuk orang yang sedang sakit.

"Olahraga sangat bagus untuk pencegahan, tapi dapat menjadi pengobatan yang buruk," ujar Nieman.

Meski begitu, sebuah penelitian dari Ball State University, AS menunjukkan bahwa olahraga ringan tidak berpengaruh pada durasi dan keparahan flu pada umumnya.

"Jika muncul gejala menular seperti sinus, hidung tersumbat, hingga gangguan tenggorokan dan lainnya, olahraga tidak akan menyembuhkan tapi juga tidak memperparah," kata Nieman.

Artinya, tidak ada banyak bahaya untuk terus berolahraga ketika sakit.

Tidak Boleh, Jika...

Namun ceritanya akan berbeda jika Anda terserang flu parah atau infeksi sistemik lainnya. Olahraga merupakan ide yang buruk bagi penyakit yang cukup parah.

"Kembali ke sekitar 1940-an selama epidemi polio, beberapa peneliti menyadari bahwa atlet yang memainkan olahraga berat dari sepak bola yang turun ke lapangan memiliki polio makin parah," kata Nieman.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau