Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Alien Benar-benar Ada, Bagaimana Reaksi Manusia?

Kompas.com - 18/02/2018, 21:17 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Kelompok pertama diminta menanggapi sebuat artikel dari New York Times yang sebenarnya berasal dari 1996 tentang potensi penemuan mikroba fosil di meteroit Mars. Sedangkan kelompok kedua diminta menanggapi artikel dari situs yang sama namun ditulis pada 2010 tentang bentuk kehidupan sintetis pertama yang dibuat dari laboratorium.

Varnum menyajikan kedua cerita tersebut tanpa sebuah garis waktu yang membuat mereka seolah-olah "segar".

Selanjutnya, dia menganalisis respons emosional tanggapan mereka. Hasilny, tim ini menemukan bahwa peserta umumnya lebih positif saat menggambarkan kehidupan di luar bumi dan sintetis.

Rasio kata positif yang digunakan lebih besar bila merespons penemuan kehidupan di luar bumi dibanding penciptaan kehidupan sintetis. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk menulis atau bereaksi positif terhadap sesuatu.

Baca juga: Benarkah Benda dalam Foto di Mars Ini Jejak Fosil Alien?

Peserta cenderung melaporkan bahwa mereka akan merespons secara lebi positif daripada masyarakat umum. Menurut Varnum, hal ini bisa jadi karena kecenderungan psikologis yang disebut "superioritas ilusi", di mana seseorang berpikir bahwa mereka memiliki kualitas lebih baik daripada yang lain.

Meski begitu, Shostak mencatat bahwa metodologi dalam eksperimen tersebut mungkin bias dan membuat pembaca memeberikan tanggapan yang lebih positif.

"Saya tidak bisa mengatakan(kesimpulan itu) adalah kejutan besar bagi saya," ujar Shostak.

"Jika kita mengumumkan besok, kami menemukan mikroba di Mars, orang tidak akan memulai kerusuhan di jalanan... Tapi saya rasa tidak ada yang mengira jika akan terjadi kerusuhan di jalan jika orang Mars (alien) mendarat di Silicon Valley," tambahnya.

Lalu, apa yang terjadi jika yang ditemukan adalah makhluk asing yang siap mengepung bumi? Bagaimana orang akan merespons?

Otak kita dihubungkan dengan sirkuit kuno yang bertugas mempertahankan diri untuk melawan predator. Tapi saat manusia mulai menguasai dunia, pengalaman juga membentuk apa yang harus kita terima, takuti, dan bagaimana kita terbuka terhadap hal baru.

Penelitian ini hanya melihat tanggapan dari masyarakat Amerika Serikat tapi dua ahli saraf berpikir hasilnya mungkin berbeda di seluruh dunia.

Baca juga: Libatkan 200 Peneliti, Misteri Megastruktur Alien Akhirnya Terpecahkan

"Jika Anda melihat pada masyarakat yang jauh lebih terbuka dan jauh lebih xenofobia (ketakutan terhadap orang dari negara asing) dan seterusnya, mereka mungkin menganggap (penemuan alien) jauh lebih negatif dan meresahkan," kata Liberzon, profesor psikiatri, psikologi, dan ilmu saraf di University of Michigan yang tidak terlibat penelitian ini.

"Budaya mungkin merupakan penentu yang kuat tentang bagaimana kita menanggapi hal baru," ujar Cornelius Gross, ahli saraf di Laboratorium Biologi Molekuler Eropa-Roma yang juga tidak terlibat penelitian ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com