Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Hipopituarisme dari Kasus Perempuan Perawan yang Hamil

Kompas.com - 13/02/2018, 18:09 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Masih perawan tapi hamil, mungkin seperti cerita legenda. Namun hal ini benar-benar nyata dan dialami oleh Lauren, perempuan berusia 29 tahun yang memutuskan untuk tidak akan pernah berhubungan seks.

Sebenarnya, hamil tanpa hubungan seksual sudah lazim terjadi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kita bisa melakukan bayi tabung atau menanam embrio dalam rahim seorang perempuan.

Hal ini membuat kasus Lauren sepertinya tak spesial.

Namun yang membuatnya spesial adalah kondisi Lauren yang membuatnya memutuskan tidak akan pernah melakukan hubungan seks. Lauren memiliki kondisi yang disebut dengan hipopituarisme.

Baca juga: Haid Tak Menentu, Bisakah Tetap Hamil?

Hipopituarisme sendiri adalah kelainan hipofisis yang membuat seseorang mengalami ketidakseimbangan hormon. Karena hormonnya tak seimbang, Lauren menjadi tidak memiliki dorongan seksual.

"Saya pernah dicium, sangat aneh. Itu bukanlah sesuatu yang ingin syaa lakukan lagi," ungkap Lauren dikutip dari International Business Times, Senin (12/02/2018).

Hipopituarisme juga membuat hormon di tubuh Lauren tidak bekerja dengan benar. Gejala yang mungkin dialami penderita penyakit ini di antaranya kelelahan, penurunan berat badan, penurunan dorongan seksual, infertilitas (mandul), anemia, tidak mengalami menstruasi, dan lain sebagainya.

Hal ini membuat Lauren harus mengganti hormon di tubuhnya untuk waktu yang lama. Lauren bahkan mengalami keterlambatan pubertas.

"Saya mulai diolok-olok karena berdada rata, sementara yang lain mendapatkan payudara mereka dan segalanya pada saat itu," ujarnya dikutip dari Mirror, Minggu (11/02/2018).

Olok-olok dari sekitarnya mendorong Lauren untuk mendapatkan pengobatan.

"Banyak dari olok-olok tersebut memberi saya kecemasan sosial hingga hari ini. Hidup saya berubah ketika saya terlihat seperti orang lain," katanya.

Meski telah mendapatkan penggantian hormon, ahli endokrinologi Lauren menyebut bahwa sulit baginya untuk hamil.

"Hal yang mungkin paling sulit adalah untuk hamil. Awalnya, ahli endokrinologi saya mengatakan bahwa itu tidak akan terjadi, saya perlu mendapakan donor telur dan menghabiskan puluhan ribu dolar untuk bayi tabung. Saya benar-benar merasa terpukul," kata Lauren.

Baca juga: Telat Haid tapi Tak Hamil, Ada Apa dengan Tubuh?

Karena kesulitan inilah, Lauren dirujuk ke sebuah klinik kesuburan. Setelah menunggu setahun dalam daftar antrean, hidupnya berubah. Dia mendapatkan donor dan akhirnya hamil.

Saat ini, Lauren sedang mengandung anak pertamanya. Anak tersebut diperkirakan akan lahir Juni 2018 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com