KOMPAS.com — Perempuan yang sudah mendapat datang bulan pasti akan panik jika menstruasi berikutnya datang terlambat.
Entah itu satu bulan, dua bulan, enam bulan, atau ada pula yang bertahun-tahun. Banyak dari kita yang cemas dan mempertanyakan penyebab kondisi tidak normal tersebut.
Namun, sebelum membahas lebih lanjut tentang telat datang bulan, ada baiknya kita tahu bagaimana siklus menstruasi yang normal.
Dr Yassin Yanuar, MIB, SpOG, menjelaskan, menstruasi normal dapat dilihat dari berbagai macam aspek.
Baca juga: Menstruasi Bikin Perempuan Berubah? Penelitian Terbaru Membantahnya
Mulai dari siklus menstruasi yang biasanya berlangsung setiap 21-35 hari atau paling cepat 3 minggu dan paling lama 5 minggu.
Selain siklus menstruasi, kita juga perlu tahu durasi, yaitu 5-7 hari, serta berapa banyak darah yang dapat ditampung dalam pembalut setiap harinya. Ia mengatakan, normalnya darah yang dikeluarkan adalah 80 CC atau sekitar 2 sampai 4 pembalut per hari.
Nah, jika seorang perempuan yang biasanya memiliki menstruasi normal dan mendadak menjadi jarang, itu berarti tubuh sedang mengalami gangguan menstruasi.
"Lebih dari 35 hari tidak haid sama sekali, itu kita sebut sebagai oligomenorea, bila berturut-turut tidak haid selama 3 bulan, disebut amenorea sekunder," kata Yassin kepada Kompas.com, Kamis (8/2/2018).
Amenore sekunder merupakan kondisi ketika perempuan sebelumnya pernah mengalami menstruasi secara normal, kemudian siklusnya terhenti.
Hal yang perlu dipastikan pertama kali, adalah memastikan penyebab amenorea sekunder tersebut akibat kehamilan atau tidak. Maka, bila terlambat haid, disarankan untuk melakukan tes kehamilan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.