Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kumbang Ini Bisa Lolos dari Pencernaan Kodok, Kok Bisa?

Kompas.com - 07/02/2018, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pertarungan hewan adalah salah satu hal yang menarik. Tak jarang, hewan yang lebih kuat berambisi untuk memakan buruannya.

Kita percaya jika sudah ada hewan yang berhasil dimakan, itu berarti pertarungan usai.

Ternyata, tidak semua pertarungan selesai dengan akhir tragis seperti itu. Salah satu contohnya adalah kumbang bombardier.

Kumbang bombardier adalah serangga luar biasa yang dapat mengeluarkan bahan kimia panas sebagai mekanisme pertahanan. Ia masih bisa menyemprotkan senjatanya meski sudah dimangsa hewan lain.

Baca juga : Kamasutra Satwa: Uniknya Seks Kodok yang Tak Mampu Bernyanyi

Serangga bombardier atau dikenal sebagai Pheropsophus jessoensis memiliki dua senyawa kimia dalam tubuh, yakni hydroquinone dan hidrogen peroksida yang ada di bagian terpisah dalam tubuh.

Saat kumbang bombardier terancam, ia akan menggabungkan kedua bahan kimia tadi untuk menghasilkan reaksi yang mendekati 100 derajat Celsius.

Selain panas, reaksi tersebut juga bisa menghasilkan gas dengan suara keras dan menimbulkan asap dari ujung perut kumbang.

Nyatanya, hal ini tak hanya bisa digunakan di luar tubuh. Tapi juga saat kumbang sudah dilahap oleh predatornya.

Hal tersebut dibuktikan oleh Shinji Sugiura dan Takyua Sato dari Universitas Kobe. Mereka memberi makan kodok Jepang (Bufo japanicus) berupa kumbang bombardier Asia (P. jessoensis) untuk melihat bagaimana senjata kumbang bereaksi di dalam perut.

Seperti hasil penelitian yang sudah diterbitkan di jurnal Biology Letters, 16 dari 37 kumbang atau sekitar 43 persen kumbang dapat meloloskan diri hidup-hidup dengan waktu rata-rata 107 menit.

"Kami berhasil menunjukkan bahwa kumbang bombardier dapat mengeluarkan bahan kimia yang panas di dalam perut kodok hingga membuat kodok memuntahkannya kembali," kata Sugiura dilansir dari The Independent, Rabu (7/2/2018).

Baca juga : Sosis Daging Kodok Dibuat untuk Selamatkan Hewan Asli Australia

Selain itu mereka juga menemukan bahwa ukuran kumbang juga berpengaruh pada bahan kimia yang diproduksi.

Makin besar ukuran kumbang, maka makin banyak cairan yang berhasil disemprotkan. Begitu pula pada kodok kecil akan membuat kumbang lebih mudah meloloskan diri.

Alasan potensial lain untuk kemampuan bertahan kumbang bombardier adalah bahwa sekresi racun yang dihasilkan oleh kumbang menurunkan cairan dan enzim pencernaan.

Dalam percobaan lain, para periset menemukan kumbang bombardier mampu bertahan lebih lama di perut kodok dibanding 14 spesies kumbang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kumbang bombardier berhasil beradaptasi pada cairan pencernaan.

Selain kumbang bombardier, beberapa hewan lain juga berhasil meloloskan diri dari predatornya. Mulai dari siput yang dimakan burung, kerang yang dimakan anemon laut, juga cacing nematoda yang dimakan keong.

Para periset memprediksi perilaku meloloskan diri dari predator sepeti yang dilakukan kumbang bombardier mungkin juga terjadi pada hewan lain yang menghasilkan bahan kimia beracun.

Berikut video detik-detik kumbang bombardier meloloskan diri dari predator.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau