Meski beberapa orang merasa baik-baik saja saat kurang tidur, entah itu karena mengikuti pola tidur polyphasic atau lainnya, sebenarnya risiko-risiko negatif untuk tubuh terus menumpuk. Layaknya bom waktu, hal ini sewaktu-waktu meledak dan membahayakan kesehatan.
"Tidur itu bukan seperti menabung di tabungan. Anda tidak bisa tidur selama satu jam, lalu dua jam, dan menggabungkannya dengan tidur empat jam, kemudian Anda menganggap itu sudah tidur tujuh jam," ujarnya.
Baca juga : Sering Sulit Tidur? Ini Solusinya Menurut Riset
Avidan pun tak mengelak bahwa sudah sejak zaman dulu orang melakukan pola tidur polyphasic.
Dia menggaris bawahi, hal tersebut dilakukan kerena lebih berhubungan pada lingkungan bukan biologis.
"Itu mungkin terkait dengan kebutuhan lingkungan, seperti tidak ada AC dan kapan waktu yang nyaman untuk bekerja di lingkungan berburu dan pertanian," karanya.
Kebutuhan manusia untuk tidur normal minimal tujuh jam di malam hari pun telah dibuktikan oleh kesehatan orang-orang yang bekerja di malam hari.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang bekerja di malam hari cenderung memiliki banyak masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan umur yang lebih pendek daripada orang-orang yang bekerja di siang hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.