Lantas peneliti akan membandingkan hasil tersebut dengan data yang sudah dikumpulkan oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), pesawat robot ruang angkasa NASA yang punya tugas mengeksplorasi Bulan.
Baca juga : Selain Super Blue Blood Moon, Ini yang Akan Terlihat di Langit Nanti
Penelitian panjang yang sudah dilakukan sejak 2009 ini juga sudah mengungkap informasi mengenai sejumlah besar permukaan regolith.
Dengan membandingkan dua jenis pengamatan tersebut, tim dapat melihat variasi di area tertentu, misalnya wilayah bulan yang disebut dengan Reiner Gamma.
Informasi semacam ini berguna untuk tujuan praktis seperti mencari pendaratan yang sesuai. Selain itu, juga membantu peneliti memahami evolusi permukaan bulan.
"Studi ini akan membantu kami menceritakan bagaimana perubahan yang terjadi di permukaan Bulan melalui fase geologis," kata Petro.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.