Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Quraish Shihab Bicara Soal Bumi Datar Hingga Kencing Unta

Kompas.com - 23/01/2018, 19:36 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Kencing Unta dan Vaksin

Selain percakapan mengenai dua hal tersebut, masih ada lagi yang dibahas oleh ayah dana nak ini. Mereka juga membahas mengenai beberapa berita yang tengah viral, yaitu khasiat kencing unta dan vaksin.

"Pertama, kita tidak bisa mengingkari dari ilmu hadits bahwa Nabi pernah mengizinkan beberapa orang, yang boleh jadi kekurangan air, minum air seni unta bersama susunya. Pengobatan yang diajarkan nabi itu sesuai dengan perkembangan masa nabi," katanya

Baca juga: Inilah Teks yang Membuktikan dengan Jelas Gajah Mada Bukan Islam

"Sehingga bisa jadi ada pengobatan masa kini yang justru lebih baik dari apa yang pernah dilakukan oleh nabi," imbuh ulama sepuh itu.

Menegaskan pendapatnya, Quraish juga menyebuh bahwa hal itu disepakati oleh hampir semua ulama.

"Walaupun mereka tidak melarang melakukan apa yang dilakukan oleh nabi. Tapi bisa jadi ada yang lebih hebat," ujarnya.

Selain dari sisi perkembangan ilmu tersebut, Quraish juga membahas mengenai sudut pandang dalam agama.

"Kedua, salah satu tujuan turunnya agama itu, memelihara agama antara lain dari image buruk. Terkadang ada hal-hal yang perlu dilakukan tapi kalau menimbulkan image buruk, sebaiknya jangan dilakukan," ungkapnya.

"Apakah kemudian itu sama dengan vaksin? Ini kan selalu menjadi kontroversi, boleh atau tidak, halal atau haram," tanya Najwa kembali.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Quraish mengajak kita untuk melihat bahan-bahan yang digunakan dalam suatu vaksin.

"Kita lihat vaksinnya bagaimana. Apakah bahan-bahannya terambil dari bahan-bahan yang haram atau tidak," ujarnya.

Baca juga: Menilik Koleksi Islam nan Unik di Museum Sonobudoyo

"Kalau terambil dari bahan-bahan yang haram, terlarang. Itupun kita garis bawahi, kalau ada vaksin yang sangat dibutuhkan dan terambil dari bahan haram, itu kalau sangat dibutuhkan demi memelihara jiwa, boleh dilakukan," imbuhnya.

Ulama senior ini menyimpulkan bahwa penggunaan vaksin tak serta merta dilihat dari bahannya saja. Dia menggarisbawahi bagaimana tingkat kebutuhan terhadap vaksin tersebut.

"Harus spesifik diteliti terlebih dahulu," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com