"Itu dia. Jadi, kita akan berkata (menafsirkan) Tuhan mengetahui apa yang ada dalam rahim seorang perempuan, mengetahui nasibnya, mengetahui warna kulitnya, mengetahui rezekinya, mengetahui masa depannya, dan sebagainya," ujarnya.
"Jadi, penafsiran bisa berubah," imbuhnya.
Tak hanya membahas bagaimana Islam dan Al Quran memandang perkambangan iptek, video tersebut juga menampilkan bagaimana ayah dan anak tersebut berdiskusi mengenai bumi datar.
"Banyak yang masih berpendapat bahwa bumi datar dan tercantum dalam Al Quran. Bagaimana sesungguhnya penjelasanya?" tanya Najwa pada menit ke 2:21.
"Itu di dalam Al Quran dikatakan ada dua istilah. ada menciptakan dan ada menjadikan," jawab Quraish.
Lebih lanjut, Quraish menyebut bahwa keduanya dibedakan pada kata spesifik dalam Al Quran.
"Kalau di Al Quran spesifiknya kata khalaqah, artinya menciptakan. Tetapi kalau bumi dikatakan ja'alah, menjadikan," ujarnya.
"Bentuknya diciptakan bulat atau lonjong tapi dijadikan untuk manusia yang hidup di permukaan bumi ini terus datar," tegasnya.
Baca juga: Cerita Syira dan Jati Diri Bintang Paling Terang dalam Ayat Al Quran
Pria ini juga menjelaskan bahwa kemana pun kita pergi, selama masih berada di bumi, kita akan lihat bumi itu datar. Dengan kata lain, kita tidak akan melihat bumi itu bulat.
"Jadi, (kata) menjadikan untuk menjadi manfaat. Diambil manfaatnya," kata Quraish.
"(Contohnya) Allah berkata: Kami jadikan laut untuk ini. Untuk diambil manfaatnya. Tapi kalau Kami ciptakan itu berbeda dengan menjadikan," sambungnya.
Perbedaan kata yang digunakan dalam Al Quran tersebut dijadikan Quraish Shihab menjawab pertanyaan kesimpangsiuran pengunaan ayat yang selama ini dikutip untuk menegaskan bumi datar.
"Yang Al Quran sebut datar itu spesifik menjadikan, bukan menciptakan?" tanya Najwa.
"Itu dua hal yang berbeda. Di sinilah ketelitian Al Quran. Di sini digunakan menjadikan, di sini digunakan menciptakan," jawab Quraish.