KOMPAS.com -- Banyak orang sudah paham bahwa bayi akan berceloteh sebelum bisa mengucapkan sebuah kata, tetapi hanya sedikit yang mengetahui bagaimana peran celotehan bayi terhadap kemampuannya berkomunikasi saat dewasa.
Rachel Albert, asisten profesor psikologi di Lebanon Valley College, Jennifer Schwade, dosen senior psikologi di Cornell University, dan Michael Goldstein, profesor psikologi di Cornell University, merekam dan mencocokan celotehan dari 40 anak berusia sembilan bulan dengan ibu mereka.
Tujuannya untuk mengetahui celotehan seperti apa yang memengaruhi perilaku orangtua seorang bayi.
Baca Juga: Sulit Bicara Bisa Jadi Gejala Sumbing Mulut pada Anak
"Kami berharap di saat ibu lebih sering menanggapi ocehan, bayi akan mengoceh secara lebih dewasa, dan inilah yang memang terjadi," kata Goldstein.
Dikutip dari Eurekalert, Kamis (18/1/2018), dengan menyesuaikan bentuk dan konteksnya, ternyata celotehan bayi memengaruhi perilaku ibu dan menciptakan interaksi sosial yang memudahkan belajar.
Goldstein menjelaskan, dengan adanya peningkatan respons tersebut, berarti bayi memperoleh banyak kesempatan belajar bahasa. Ucapan para ibu juga cenderung lebih mengandung informasi tentang struktur linguistik dan objek di sekitar bayi yang lebih sederhana dan mudah dipelajari .
Para peneliti juga menemukan bahwa ibu cenderung lebih sering menanggapi ocehan bayi yang mengarah ke benda, dibandingkan dengan yang tidak diarahkan.
"Hal itu karena objek yang dilihat bayi menciptakan kesempatan bagi ibu untuk memberi label, jadi dia cenderung merespons dengan informasi spesifik daripada saat bayi mengoceh tanpa tujuan," kata Rachel Albert, salah satu peneliti.
Dengan kesempatan belajar yang lebih banyak, tidak heran bila bayi dengan suku kata yang banyak saat berceloteh juga ditemukan memiliki kosa kata yang banyak dan lebih berkembang kemampuan bicaranya saat dewasa.
Baca Juga: Mampu Bicara Dua Bahasa Bantu Kuatkan Memori Otak
"Kami pikir mungkin ada semacam umpan balik, misalnya saat orangtua lebih aktif mengenalkan nama benda dan lebih sering memberi penghargaan pada celotehan bayi, ini akan membantu bayi belajar kata-kata," kata Schwade.
Hasil penelitian ini juga membantu menjelaskan mengapa anak-anak yang memiliki masalah pendengaran, Down Syndrome, dan bahkan gangguan autis cenderung terlambat bica.
Pasalnya, interaksi bayi dan orangtua yang kurang intens, khususnya saat menanggapi ocehan bayi, bisa mempengaruhi daya tanggap bayi akan pemahaman bahasa dan menurunkan kemampuannya berkomunikasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.