JAKARTA, KOMPAS.com –- Jangan menganggap remeh ketika si kecil sulit berbicara atau lebih terbata-bata dibandingkan anak seumurannya. Pasalnya, bisa jadi dia mengalami kondisi sumbing mulut.
Spesialis bedah plastik dr Prasetyanugraheni Kreshanti, SpBP-RE, berkata bahwa walaupun mulut anak tampak normal bila dilihat dari luar, tetapi orangtua juga perlu memerhatikan bagian dalam mulut.
“Kadang orangtua enggak sadar. Pas umur 3 tahun, kok bicaranya enggak bagus ya,” kata dokter yang kerap disapa Heni ini di Clef and Craniofacial Center (CCC) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Kondisi sumbing mulut terkadang sulit dideteksi oleh orang tua. Namun, ada beberapa gejala yang dapat diperhatikan seperti lidah yang ganda atau otot di langit-langit lunak mulut yang tidak menyatu. Di samping kedua gejala itu, gejala lainnya adalah sumbing bibir, sumbing bibir sampai gusi, sumbing dari bibir hingga ke langit mulut, serta celah di langit mulut.
Dari semua gejala itu, Heni berkata bahwa sumbing bibir sebelah kiri paling banyak terjadi dan sumbing bibir sampai ke langit mulut mayoritas dialami oleh anak laki-laki. Sebaliknya, sumbing pada langit mulut mayoritas dialami perempuan.
“Kami belum tahu mengenapa itu terjadi. Kesimpulan itu didapat dari analisis data pengidap sumbing. Kami berkerjasama dengan Sahlgrenska University Hospital di Swedia untuk analisis data. Mungkin ke depan bisa dapat hal baru, misalnya kalau (orang) asia seperti apa, dan kaukasia mungkin beda,” katanya.
Untuk penanganannya, Heni berkata bahwa sumbing mulut bisa diperbaiki melalui operasi dan latihan berbicara. Operasinya tentu ditentukan berdasarkan jenis yang dialami anak.
Operasi untuk sumbing bibir, misalnya, hanya perlu dilakukan satu kali pada umur tiga bulan. Sementara itu, sumbing langit mulut yang dikerjakan dalam satu kali operasi bisa dilakukan pada usia satu tahun.
Untuk sumbing langit mulut dengan dua tahapan operasi, tim dokter akan mengerjakan langit mulut bagian belakang terlebih dulu pada usia enam bulan. Lalu, operasi kedua untuk langit mulut bagian depan bisa dikerjakan paling cepat saat anak berusia dua tahun.
“Setelah operasi, satu tahun sekali paling tidak bisa kontrol untuk lihat perkembangan. Kalau suaranya (masih) sengau bisa latihan lagi. Tahapannya sampai pubertas,” ucap Heni.
Pihak CCC RSCM pun mengimbau masyarakat agar tidak ragu datang dan mengobatkan anaknya.
Dari sejumlah operasi yang telah ditangani oleh CCC, masyarakat tidak mengeluarkan biaya karena biaya operasi diambil dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Selain itu, pihak CCC juga berperan aktif mencari dana Corporate Social Responsibility (CSR) bila alat BPJK Kesehatan tidak menganggung seluruh biaya perobatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.