JAKARTA, KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun, Ferda Elizabeth Rooroh (35) tak menemukan jawaban mengapa putinya, Angel (5) mengalami keterlambatan bicara. Sudah bolak-balik ke tiga tempat terapi bicara, tetapi tidak ada kemajuan berarti pada kemampauan bicara Angel.
"Usia 2,5 tahun kok belum ngomong-ngomong. Lalu ngomongnya susah. Mungkin cuma saya yang mengerti bahasa dia saat itu," kata Ferda menceritakan kisah putrinya dalam acara seminar yang digelar Ikatan Konselor Menyusui Indonesia di Jakarta, Minggu (15/01/2016)
Selain itu, Angel tak bisa bersosialisasi dengan baik dengan teman-teman seusianya. Gadis kecil itu lebih banyak mengungkapkan sesuatu lewat tindakan, hanya sedikit berkata-kata. Di sisi lain, perkembangan motorik Angel sangat cepat. Ia dengan mudah belajar mengendarai sepeda hingga berenang.
Tahun ini, Angel pun mulai dipersiapkan untuk masuk Sekolah Dasar (SD). Tetapi, lagi-lagi ia mengalami masalah karena kemampuan berbicara. Ferda menceritakam, menurut psikolog, putrinya tidak bisa diterima di sekolah tersebut karena bicaranya belum lancar.
Ferda mulai sedih dan kebingungan memikirkan nasib putrinya. Sampai akhirnya, pertemuan tak terduga dengan seorang ibu yang tak dikenalnya justru membawa informasi baru mengenai kemungkinan masalah bicara yang dialami Angel.
Seorang ibu tersebut menceritakan ada keponakannya yang bernasib serupa dengan Angel. Ternyata, masalahnya adalah tongue tie atau ada selaput di bawah lidah yang membatasi pergerakan lidah.
Ferda kemudian berkonsultasi ke dokter spesialis anak, Asti Praborini atau akrab disapa Rini yang memang sudah biasa menangani tongue tie. Benar saja, Angel memang memiliki tongue tie.
Masalah tongue tie sering kali tak terdeteksi hingga dewasa. Saat masih bayi, tongue tie akan membuat bayi kesulitan menyusui. Beranjak dewasa, anak dengan tongue tie biasanya akan cadel saat berbicara atau mengalami kesulitan bicara. Hal itu karena lidahnya tak bisa terangkat dengan baik.
Angel pun akhirnya menjalani tindakan untuk tongue tie, yaitu dengan memotong selaput di bawah lidah yang mengganggu pergerakan. Ferda dan suaminya melihat langsung tindakan pada tongue tie putrinya.
"Proses dipotongnya itu cepat banget, beberapa detik saja kayaknya sampai enggak sempat merekam," kata Ferda.
Kemajuan dalam berbicara
Baru pertengahan Desember lalu Angel menjalani tindakan tongue tie, tetapi berubahan sudah terlihat cukup signifikan. Kemampuan bebicaranya mengalami kemajuan pesat.
"Setelah diambil tindakan itu, dia makin lapar terus, berat badan naik 2 kg. Napsu makan bertambah. Kosakatanya juga makin banyak, mulai suka bercerita. Saya melihat perubahan yang sungguh banyak," papar Ferda.
Menurut Ferda, Angel sebelumnya irit bicara karena apa yang ada di otaknya tidak bisa disampaikan dengan baik melalui mulutnya. Itu ternyata karena ada tongue tie.
Setelah tindakan tersebut, Angel juga jadi lebih kalem dan secara emosi lebih baik. Kini, Angel tengah memersiapkan kembali untuk daftar SD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.