KOMPAS.com -- Rabu (3/1/2018), Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan telah menyetujui penggunaan vaksin tifoid untuk digunakan secara global.
Sebenarnya, persetujuan ini sudah diberikan sejak Desember 2017, tetapi baru diumumkan Rabu kemarin.
Menurut WHO, vaksin tifoid baru ini sangat efektif dan aman digunakan untuk bayi. Selain itu, harganya juga sangat terjangkau.
Demam tifoid atau tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang hidup di limbah dan makanan terkontaminasi.
Setiap tahunnya, ada 20 juta orang dari seluruh dunia yang terserang penyakit ini, dan 160.000 di antaranya meninggal. Kelompok usia yang paling sering menderita penyakit ini adalah anak-anak.
Baca juga : Kisruh Vaksin DBD Dengvaxia, BPOM Beri Penjelasan
Dulu, penyakit yang juga dikenal dengan istilah Typhoid Mary ini paling banyak terjadi di Amerika. Namun, kini paling banyak ditemukan di Afrika dan Asia.
Tak heran, saat perkotaan tumbuh menjadi daerah yang kumuh, cuaca menjadi lebih panas, dan bakteri mengembangkan resistensi (pertahanan) terhadap lebih antibiotik; kebutuhan akan vaksin yang efektif dan terjangkau pun ikut meningkat.
Seperti dilansir dari New York Times, Rabu (3/1/2018), vaksin baru yang telah disetujui ini bernama Typbar TCV dan dibuat oleh Bharat Biotech dari Hyderabad, India.
Dengan persetujuan ini, vaksin tersebut bisa diperjualbelikan, termasuk kepada badan PBB untuk diberikan pada negara-negara miskin.
Aliansi vaksin GAVI yang berkomitmen meningkatkan akses imunisasi pada negara miskin juga telah mengalokasikan 85 juta dolar AS untuk membeli Typbar TCV untuk diberikan kepada anak-anak mulai tahun depan.
Baca juga : Cegah Difteri, Perlukah Pakai Masker dan Imunisasi Bayi Baru Lahir?
"Vaksin ini dijual seharga 1,50 dolar per dosisnya atau setara Rp 20.000 untuk negara berkembang. Tapi harganya bisa turun jika sebuah badan atau pendonor kesehatan memesan lebih dari 100 juta dosis vaksin," kata ketua Bharat, Krishna M. Ella.
Sebagai catatan, vaksin ini sudah diuji dan digunakan di India sejak 2005. Namun, persetujuan vaksin dari WHO untuk digunakan secara global harus melalui serangkaian uji coba tantangan yang dijalankan sejak 2015.
Dalam uji coba tersebut, sekitar 100 sukarelawan dalam kondisi sehat dari Oxford, Inggris, yang kebanyakan masih siswa, menelan vaksin atau placebo, sebelum diberi bakteri Salmonella typhi.
Hasilnya sudah dipublikasikan di jurnal Lancet tahun lalu. Uji coba menunjukkan bahwa vaksin tersebut terbukti efektif mencegah tifoid. Mereka yang sakit pun segera sembuh dengan antibiotik.
Perusahaan Bharat yang sudah membuat vaksin untuk sembilan penyakit lainnya dan disetujui oleh WHO, termasuk polio, saat ini sedang mengembangkan vaksin untuk penyakit ebola, chikungunya, zika, dan strain Salmonella non-tifoid.
Penelitiannya didukung oleh Bill and Melinda Gates Foundation, Clinton Health Access Initiative, Wellcome Trust, dan pendonor lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.