Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Difteri, Perlukah Pakai Masker dan Imunisasi Bayi Baru Lahir?

Kompas.com - 18/12/2017, 06:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Penanganan akan wabah difteri masih terus dilakukan hingga kini oleh Kementerian Kesehatan RI.

Setelah menetapkan difteri sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), tenaga kesehatan bergerak untuk melakukan imunisasi ulang difteri.

Tidak hanya untuk anak-anak sampai usia 19 tahun. Akan tetapi hal yang sama juga digalakkan untuk orang dewasa. Sebab faktanya, difteri tidak hanya menyerang anak-anak. Tapi juga dewasa.

Kamis (14/12/2017), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) memberikan rekomendasi untuk imunisasi pada orang dewasa.

Baca juga : Difteri Merebak, Dokter Sarankan Orang Dewasa Imunisasi Ulang

PAPDI menyampaikan hal tersebut melalui rilis yang dikirim pada Kompas.com. Dalam pernyataannya, PAPDI tak sendiri, melainkan berkolaborasi dengan Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI) dan Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Infeksi Indonesia (PETRI).

Selain imunisasi, pencegahan terhadap penyakit difteri ada baiknya dilakukan dari dalam diri sendiri juga.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, bakteri penyebab difteri suka hidup di udara yang lembab.

Djatnika Setiabudi, Kepala Divisi Infeksi Tropis Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, mengatakan sangat penting untuk menjaga kebersihan (pribadi dan lingkungan), menjaga daya tahan tubuh, dan melakukan imunisasi.

Baca Juga : Bagaimana Cara agar Tidak Ketularan jika Orang Terdekat Kena Difteri?

Dokter spesialis anak, Marlyn Cecilia Malonda di Rumah Sakit Mayapada, Tangerang, Banten, menambahkan penggunaan masker juga sangat penting dilakukan.

"Karena C. diphteriae (bakteri penyebab difteri) menular melalui droplet (partikel kecil dari batuk atau bersin) infeksi, maka ada baiknya mengenakan masker," kata Marlyn kepada Kompas.com, Jumat (15/12/2017).

Selain itu, salah satu usaha terbaik untuk mencegah timbulnya difteri adalah dengan vaksinasi atau imunisasi difteri, yang ada dalam kandungan imunisasi DPT (difteri-pertusis-tetanus).

Tidak bisa setengah-setengah, imunisasi ini harus lengkap. Sampai anak duduk di kelas 5 SD, harus sudah 8 kali melakukan imunisasi sesuai waktu yang dianjurkan.

Lalu bagaimana dengan bayi yang lahir saat terjadi wabah penyakit mematikan ini? Apakah bisa langsung diimunisasi?

Mungkin pertanyaan ini membuat resah kebanyakan ibu-ibu. Menjawab pertanyaan ini, Marlyn mengatakan bayi baru lahir tidak bisa diimunisasi langsung.

"Untuk bayi baru lahir belum direkomendasikan pemberian imunisasi DPT. Bayi baru lahir imunisasi utama adalah Hepatitis B dan Polio oral. Usia termuda yang bisa diberikan imunisasi DPT adalah 6 minggu," jelasnya.

Baca Juga : Ketahui, Ini Aturan untuk Imunisasi Difteri, Jangan Salah Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau