Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peta Dunia Jaman Renaisans Dirilis, Ini Keunikannya

Kompas.com - 02/01/2018, 12:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Menakjubkan. Peta dunia versi abad pertengahan yang langka akhirnya diperlihatkan kepada publik. Peta dengan tampilan dua dimensi tersebut terdiri dari 60 halaman dengan gambar yang tak pernah kita duga.

Peta dunia versi jaman Renaisans tersebut ditemukan Pusat Peta David Rumsey pada bulan September 1587. Peta itu memiliki halaman-halaman dengan sajian visual dua dimensi serta mengajak orang melihat dunia.

Keunikan peta tersebut adalah tidak hanya gambar pulau atau benua saja, tetapi ada ilustrasi makhluk mitos seperti pegasus, kuda berkepala manusia atau centaur, putri duyung dan grifon atau binatang khayalan, di beberapa lokasi di peta.

Menurut kurator dari Pusat Peta David Rumsey di Unversitas Standford, G. Salim Mohammed, hasil karya Monte adalah manuskrip kartografi. "Saya menyebutnya sebuah karya manuskrip kartografi," katanya seperti dikutip dari Livescience, pada Kamis (28/12/2017).

Baca Juga: Manuskrip Terlarang Berisi Ajaran Rahasia Yesus Ditemukan, Apa Isinya?

Proses digitalisasi peta karya Monte dimulai ketika David Rumsey Map Center memperoleh peta yang berisi tiga dokumen awal dan asli milik Monte. Peneliti menyusun halaman pada peta seperti menyusun naskah menjadi buku.

Saat itu, peneliti menemukan petunjuk yang berisi keinginan Monte soal bagaimana seharusnya peta itu dilihat. Lalu, dengan memindai per halaman, para ilmuwan dapat menyusun peta digital berukuran 3x3 meter, persisi seperti apa yang diinginkan Monte.

"Idenya adalah agar bisa disatukan dan digantung di dinding dengan lubang di tengahnya, sehingga Anda bisa benar-benar melihatnya seperti cakram," kata Mohammed. Peta ini menjadi peta dunia terbesar yang dibuat pada masa Renaisan. 

Sementara itu, sejarawan mencatat bahwa Monte adalah seorang bangsawan kaya raya. Monte menekuni seni membuat peta atau kartografi sejak umur 41. Urbano Monte tinggal di Italia (1544-1613).

Saat berusia 35, Monte menikah dengan Margarita Niguarda yang saat itu berusia 18 tahun. Mereka dikarunia lima orang anak. Kekayaan Monte tidak mengharuskan dirinya bekerja layaknya warga biasa.

Berdasar informasi dari Pusat Peta David Eumsey, Monte menghabiskan waktunya untuk berburu buku untuk dikumpulkan di perpustakaannya yang terkenal dan belajar ilmu pengetahuan.

Salah satu pemicu Monte tertarik menjadi kartografer adalah saat dirinya pertama kali berkunjung ke kedubes Jepang yang berdiri di Eropa pada tahun 1585.

Ilmu geografi Jepang lah yang menarik hati Monte dan berdasar informasi yang ada di atlas milik Monte, pada saat itu "mural peta" juga baru menjadi tren dekorasi di Italia.

Monte memulai proyek melukis atlas dengan mengandalkan sumber kontemporer dan mengkonsolidasikan dengan pengetahuan geografis, tambah Mohammed.

Baca Juga: Lempeng 4.000 Tahun Ungkap Lokasi 11 Kota Kuno Asyur yang Hilang

Pertanyaannya bagaimana gambar makhluk mitos bisa muncul di peta?

"Proyeksi makhluk mitos memang tampak aneh di jaman sekarang, tetapi itu cukup masuk akal pada masanya," kata Mohammed kepada Live Science, Kamis (28/12/2017).

"Hal yang menarik lainnya, Monte menggambar pulau Jepang dengan ukuran lebih besar di petanya. Pulau-pulau di Jepang dia gambar secara horisontal bukan vertikal. Ini sebetulnya menunjukan kedekatan dan pengetahuannya tentang Negeri Matahari Terbit tersebut,"kata Mohammed.

Sekarang, masyarakat dapat melihat manuskrip yang sebenarnya, salinan cetaknya dan versi digitalnya di layar sentuh di Stanford University, tempat para ilmuwan mempelajari peta langka tersebut. Bisa juga akses secara online dan bisa diunduh di link ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau