KOMPAS.com –- Dunia medis terus berupaya mencari cara melawan keganasan kanker, dan temuan terbaru dari Pusat Kanker Komprehensif Universitas Michigan berkata bahwa rahasianya berada pada THOR.
Jangan salah paham, yang dimaksud dengan THOR di sini bukanlah karakter fiksi dalam komik Marvel yang menggunakan palu ajaib dan petir untuk mengalahkan musuh-musuhnya.
THOR adalah sebuah gen yang baru ditemukan oleh para peneliti. Nama tersebut merupakan singkatan dari Testis-associated Highly-conserved Oncogenic long non-coding RNA.
Temuan ini bermula saat para peneliti menyelediki daerah genom yang belum dijelajahi sebelumnya. Mereka menemukan RNA non-coding yang Panjang (IncRNA). Tidak seperti asam ribonukleat khas, atau rantai sel RNA, lncRNA tidak diwujudkan ke dalam protein.
Baca juga : Tes Sederhana Ini Bisa Prediksi Apakah Kanker Kulit Akan Kambuh Lagi
Rantai sel IncRNA telah ditemukan di sejumlah spesies, antara lain pada manusia, tikus, dan ikan zebra. Menurut para peneliti keberadaan IncRNA termasuk langka.
Meski telah lama ada, IncRNA tak mengalami evolusi. Lantas, para peneliti berhipotesis sel ini penting bagi kehidupan manusia.
"Gen yang dilestarikan secara evolusioner kemungkinan penting untuk proses biologis. Fakta bahwa kami menemukan THOR sebagai IncRNA yang sangat terlindungi dari kerusakan itu menyenangkan, " kata penulis studi Arul Chinnaiyan, direktur Pusat Patologi Translasi Michigan dan seorang profesor patologi di Ilmu Kedokteran Michigan, seperti dilansir Newsweek pada Kamis (14/12/2017).
Kemudian, Chinnaiyan dan koleganya menyelidiki bagaimana THOR dapat terlibat dalam beberapa jenis kanker, terutama kanker paru-paru dan melanoma.
Penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Cell, kemarin, mengungkapkan bahwa saat THOR disingkirkan dari garis sel, pertumbuhan tumor pada ikan zebra melambat. Sel ikan zebra juga tumbuh dengan normal. Sebaliknya, saat THOR diberi terlalu banyak, tumor tumbuh dengan cepat.
Baca juga : Mengenal Macam-macam Pengobatan untuk Kanker Paru
"Sebagian besar yang kita uji tidak memiliki fungsi yang jelas seperti ini," kata Chinnaiyan.
Meski demikian, penelitian yang diujikan pada sel kanker manusia dan berbagai model hewan masih merupakan penelitian laboratorium dasar. Untuk itu, diperlukan penelitian lebih lanjut guna mengkonfirmasikan temuan sebelum diterapkan pada tata acara perawatan pasien.
Para peneliti juga mengeksplorasi hubungan antara THOR dan protein pengikat faktor pertumbuhan mirip insulin (IFGBs), yang diyakini dapat membantu menjaga agar RNA tetap stabil.
"Jika kita mengganggu fungsi THOR, kita mengganggu kemampuan menstabilkan RNA, ini menghambat proliferasi sel," kata Chinnaiyan.
Meskipun ada banyak temuan baru, fungsi biologis dan mekanisme olekuler IncRNA pada penyakit manusia, terutama pada kanker masih belum diketahui.
Sebelumnya, para ilmuwan percaya bahwa DNA IncRNA adalah "sampah".Perspektif ini cepat berubah selama dekade terakhir ini, menurut sebuah tinjauan literatur 2015 yang dipublikasikan di jurnal Oncogene.
Kini, banyak peneliti lainnya-termasuk Chinnaiyan dan rekan-rekannya mendedikasikan waktunya untuk lebih memahami peran gen pada kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.