Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah Asteroid yang Baru Saja Lewat Dekat Bumi Terungkap, Seperti Apa?

Kompas.com - 30/12/2017, 20:40 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

Sumber Sci-News

KOMPAS.com - Astronom berhasil mengungkap wujud asteroid 3200 Phaethon yang melintas dekat Bumi pada 16 Desember 2017 lalu.

Induk dari hujan meteor Geminids tersebut berhasil diungkap bentuknya lewat pengamatan dengan sistem radar di NSF's Arecibo Observatory, Puerto Rico.

Pengamatan asteroid 3200 Phaethon dilakukan dari 15-19 Desember 2017.

Asteroid terdeteksi pada posisi 1,8 juta kilometer atau sekitar 4,6 jarak Bumi ke Bulan.

Bentuknya bulat dan memiliki cekungan besar dengan diameter sekitar ratusan meter di dekat wilayah khatulistiwanya. Di sekitar kutubnya, ada lingkaran berwarna gelap dan mencolok.

Berdasar gambar di radar, peneliti memperkirakan, diameter asteroid Phaethon sekitar 6 kilometer. Ukuran ini 1 kilometer lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

Baca Juga:Ini 3200 Phaethon, Asteroid Aneh yang Jadi Induk Hujan Meteor Geminid

"Pengamatan baru Phaethon ini menunjukkan bahwa bentuknya mirip dengan asteroid Bennu, target pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx NASA, namun lebih dari 1.000 Bennus dapat muat di dalam Phaethon," kata Dr. Patrick Taylor, ilmuwan yang terlibat pengamatan di Arecibo.

Asteroid 3200 Phaethon terpantau pertama kali oleh Satelit Astronomi Inframerah NASA (IRAS) pada 11 Oktober 1983. Asteorid ini masuk dalam keluarga asteroid Apollo, karena jarak sumbu orbitalnya lebih besar dari pada Bumi, sekitar 190 juta km atau 1,27 AU (Astronomy Unit).

Sementara itu, keberadaan observatorium Arecibo dianggap sangat membantu penelitian para ilmuwan. 

"Arecibo adalah aset global dengan memiliki kemampuan unik dan sangat penting untuk mempelajari pertahanan planet kita," kata Dr. Joan Schmelz, Wakil Direktur Observatorium Arecibo dan juga seorang ilmuwan di University Space Research Association.

Baca Juga:Aloha, Asteroid Alien yang Kunjungi Tata Surya Kita Punya Nama Baru

Arecibo sempat terpengaruh badai Maria yang menghancurkan Puerto Rico beberapa waktu lalu.

"Kami telah bekerja dengan tekun untuk menguatkannya kembali dan berjalan sejak Badai Maria menghancurkan Puerto Riko," tambah Schmelz dikutip dari Sci-News pada hari Selasa (26/12/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau