Percobaan yang dilakukan Müller terhadap tikus menunjukkan bahwa tikus dapat digunakan untuk memperagakan gejala depresi. Lebih dari itu, Müller menemukan bahwa uji coba penelitiannya kebanyakan juga terjadi pada manusia.
Dr. Victor Reus, seorang psikiater yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan, temuan Müller masuk akal.
Dia menambahkan, tantangan berikutnya adalah melakukan studi lebih luas.
"Ada ratusan penelitian yang melihat variasi genetik, tapi sejauh ini hasilnya mengecewakan," kata Müller.
Müller berharap, studinya dapat membantu memecahkan masalah klinis dan mencari tahu bagaimana orang-orang mendapat perawatan yang tepat.
Baca juga : Mengenal Seasonal Affective Disorder yang Dialami Jonghyun SHINee
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.