Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Seasonal Affective Disorder" yang Dialami Jonghyun SHINee

Kompas.com - 19/12/2017, 20:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Fox News

"Kalau ringan, (depresi) bisa hilang. Tetapi, kalau sudah berat, yang salah satunya ditandai dengan halusinasi yang tidak realistis, perlu penanganan profesional seperti psikiater," ujarnya.

Baca juga: Foto Instagram Bisa Jadi Pertanda Depresi, Ini Penjelasannya

Dilansir dari Fox News, ada beberapa gejala yang ditunjukkan saat seseorang mengalami SAD. Misalnya, lesu di pagi hari, sulit tidur, suasana hati tertekan, perasaan antisosial, mudah marah, atau mudah tersinggung.

Salah satu cara terbaik untuk menangani SAD, selain berkomunikasi dengan keluarga, adalah melakukan terapi cahaya. Hal ini direkomendasikan mengingat SAD lebih banyak muncul saat musim gugur dan musim salju, kemudian hilang ketika musim semi dan musim panas tiba.

Perlu dicatat, SAD dapat berkembang menjadi depresi yang parah. Apabila sudah begini, SAD akan memengaruhi kesehatan secara menyeluruh dan memengaruhi kondisi normal otak. Semakin lama seseorang tertekan, semakin sulit untuk tidak merasa tertekan.

Baca juga: Depresi Jadi Masalah Kesehatan Utama di Dunia

SAD juga disebut sebagai ketidakseimbangan kimia dalam otak yang dipicu hilangnya matahari.

Penelitian terbaru yang sudah dilaporkan di NIH juga berkata bahwa kekurangan vitamin D juga dapat memicu gejala depresi. Setidaknya, manusia perlu mendapat suplemen vitamin D atau terpapar sinar matahari minimal 1 jam agar terhindar dari SAD.

"Orang dengan SAD juga memiliki ketidakmampuan untuk mengatur neurotransmitter yang bertanggung jawab atas mood, serotonin dan kelebihan produksi hormon melatonin, yang mengatur siklus tidur. Ini menjelaskan mengapa orang dengan SAD sering lelah," kata Dr Sanam Hafeez PsyD, psikolog klinis berlisensi berbasis di New York, dilansir dari Fox News, Selasa (19/12/2017).

SAD ini disebut memiliki dampak buruk dan memengaruhi hubungan sosial, hubungan pribadi, dan kesehatan secara menyeluruh. Oleh sebab itu, Sanam menyarankan untuk tidak menyepelekan penyakit ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau