Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 07/04/2017, 07:26 WIB

KOMPAS.com - Gangguan mental depresi kini menjadi masalah utama kesehatan di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia hidup dengan kondisi depresi.

Banyaknya jumlah orang yang menderita depresi menjadikan kondisi ini mengalahkan penyakit perpanasan sebagai masalah kesehatan utama.

"Angka yang besar ini merupakan alarm bagi semua negara untuk memikirkan ulang pendekatan mereka pada kesehatan mental," kata Dr.Margaret Chan, Direktur Jenderal WHO.

Pada Hari Kesehatan Sedunia yang diperingati tanggal 7 April, WHO mengangkat tema Depression: Let's Talk (Depresi: Ayo Bicara).

Depresi bukanlah naik turunnya mood atau respon emosional terhadap stres dalam kehidupan sehari-hari. Depresi memiliki gejala utama penurunan mood dan rasa putus asa yang berlangsung selama dua minggu dan mengganggu fungsi sosial dan kegiatan.

Ada berbagai penyebab depresi, misalnya saja gangguan pada otak, serta pengalaman negatif dalam kehidupan, seperti kematian orang terkasih, kehilangan pekerjaan, atau sedang menderita penyakit berat.

Depresi yang berkepanjangan dengan tingkat menengah atau berat bisa menjadi penyakit yang serius. Yang terburuk, depresi dapat memicu bunuh diri. Hampir 800.000 orang setiap tahun meninggal akibat bunuh diri.

Depresi sebenarnya bisa diatasi, namun hanya sedikit (kurang dari 10 persen) penderitanya yang mendapat terapi pengobatan.

Hambatan penderita untuk mendapat terapi yang tepat antara lain karena kurangnya tenaga kesehatan terlatih dan stigma sosial yang terkait dengan penyakit mental. Tantangan lain adalah pemeriksaan yang kurang akurat.

Di banyak negara depresi sering tidak didiagnosis dengan tepat atau justru salah diagnosis sehingga orang yang sehat diresepkan obat antidepresi.

"Bagi orang yang hidup dengan depresi, bicara dengan seseorang yang mereka percaya adalah langkah awal menuju terapi dan pemulihan," kata Dr.Skekhar Saxena dari WHO.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Sumber WHO
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+