Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sains Menjelaskan Bagaimana Polusi Udara Bisa Bikin Anak Nakal

Kompas.com - 18/12/2017, 20:19 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Hasil penelitian Younan juga didukung Deborah Cory-Slechta, profesor kedokteran lingkungan di University of Rochester yang tak terlibat penelitian Younan.

Cory-Slechta juga memulai kariernya dengan melihat paparan timbal. Beberapa tahun terakhir, dia juga melakukan penelitian terkait polusi udara.

Baca juga: Polusi Udara Berisiko Tinggi pada Golongan Darah Non-O

Awalnya dia skeptis bahwa polusi udara dapat berdampak pada otak. "Tapi sungguh menakjubkan apa yang mulai kami temukan. Semua orang terkejut, paling tidak, betapa dramatis beberapa efek ini," kata Cory-Slechta.

Dia juga mempelajari efek polusi udara pada model hewan. Hasilnya, perubahan perilaku yang  dilihatnya dalam penelitian tersebut tampaknya sesuai dengan jenis perilaku buruk yang diamati dalam studi longitudinal milik Younan.

"Bahkan pada tingkat keterpaparan yang relatif rendah (pada hewan), kita melihat perubahan perilaku. Hal-hal seperti impulsif, dapat berhubungan dengan tingkah lakunya," ungkapnya.

Polusi udara memang memiliki beberapa jalur potensial untuk masuk ke otak. Partikel yang terhirup dalam paru-paru bisa masuk dalam darah dan akhirnya beredar hingga ke otak.

Masalah partikel juga bisa menyebabkan stres di paru-paru. Ini bisa menyebabkan produksi molekul peradangan yang kemudian menuju ke otak.

Baca juga: Tumbuhan Juga Sebabkan Polusi Udara, Kok Bisa?

Selain itu, pencemaran juga bisa langsung menyerang ke otak, terutama saat orang menghirup udara tercemar melalui hidung mereka yang terhubung langusng ke bagian otak yang disebut bola pencium.

Cory-Slechta menjelaskan lebih detail bahwa partikel yang melintasi mampu melewati perlindungan di membran darah otak.

Materi partikel sering disertai dengan logam, bahan organik, atau kontaminan lain. Semua itu dapat menimbulkan malapetaka pada otak, terutama pada ambang batas kritis.

"Ini adalah respons fisik terhadap polusi. Ini merusak otak," kata Younan.

Melihat temuan yang menyebutkan bahwa tingkat kejahatan turun sebagai dampak dihilangkannya timbal dari bensin, Younan berspekulasi bahwa mungkin hal ini juga bisa berlaku pada kasus polusi udara.

"Selama beberapa dekade terakhir, polusi udara telah menurun dan kejahatan telah menurun. Menarik untuk melihat apakah keduanya memiliki kaitan," ujar Younan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com