KOMPAS.com -- Mungkin sebagian orangtua berpendapat bahwa mendaftarkan anak ke berbagai kelas tambahan di luar sekolah dapat mendongkrak nilainya. Rupanya hal ini tidak cukup.
Sains membuktikan bahwa kebugaran fisik anak juga berbanding lurus pada kinerja otak saat menerima pelajaran.
Hasil penelitian Universitas Granada (UGR) yang telah dipublikasikan di jurnal Neuroimage ini diklaim sebagai yang pertama dalam sejarah.
Penelitian UGR merupakan bagian proyek ActiveBrains dengan melibatkan percobaan klinis acak pada lebih dari 100 anak obesitas yang dilaksanakan di Institut Olah Raga dan Kesehatan Universitas Granada (IMUDS) dan Pusat Penelitian Pikiran, Otak, dan Perilaku (CIMCYC).
Fokus penelitian ini adalah memastikan bahwa kebugaran fisik pada anak-anak (terutama kemampuan aerobik dan kemampuan motorik) berkaitan dengan volume materi abu-abu yang lebih besar di beberapa daerah otak kortikal dan subkortikal.
Dalam jurnal Science edisi April 2011, volume materi abu-abu pada otak bagian belakang berguna untuk memprediksi kemampuan kognitif, dan menjaga jaringan cerebellar aktif yang dapat menjaga penurunan kognitif.
BACA: Musik dan Catur Tidak Membuat Anak Jadi Pintar, Ini Penjelasannya
Secara khusus, kemampuan aerobik dikaitkan dengan volume materi abu-abu yang lebih besar di daerah frontal (korteks promotorik and korteks motorik tambahan), daerah subkortikal (hipokampus dan nukleus kaudatus), daerah temporal (gyrus temporal inferior dan parahippocampal gyrus) dan korteks calcarine.
Semua daerah itu penting bagi fungsi pelaksana seperti proses pengetahuan, motorik, dan visual.
"Penelitian kami bertujuan untuk menjawab pertanyaan seperti apakah otak anak-anak yang memiliki kebugaran fisik lebih bagus dibandingkan dengan anak-anak yang kebugaran fisiknya buruk. Dan bagaimana hal ini mempengaruhi pengetahuan akademis mereka,” kata pemimpin penelitian Francisco B. Ortega seperti dikutip Science Daily, Rabu (22/11/2017).
"Jawabannya, kebugaran fisik pada anak berhubungan dengan struktur otak yang tercermin lewat nilai akademis anak-anak," sambung Ortego.
Selain itu, UGR juga mengaitkan kemampuan motorik dengan volume materi abu-abu yang lebih besar di dua daerah penting pada otak, yaitu gyrus frontal inferior dan gyrus temporal superior yang berguna untuk memproses bahasa dan membaca.
BACA: Magnet Bisa Jadi Mainan Berbahaya untuk Anak, Kasus Ini Buktinya
Meski demikian, kekuatan otot tidak menunjukkan hubungan dengan volume materi abu-abu di seluruh wilayah otak.
Penulis utama makalah sekaligus peneliti postdoctoral daru Universitas Granada, Irene Esteban-Cornejo, berkata volume materi abu-abu di daerah kortikal dan subkortikal yang dipengaruhi kebugaran fisik dapat membantu proses kembang otak pada anak-anak.
"Kebugaran bisa didapat lewat latihan fisik, seperti aerobik dan latihan gerakan motorik. Hal ini juga berguna untuk anak obesitas atau kelebihan berat badan," kata Esteban-Cornejo.
Temuan ini dapat menjadi sumbangan penting untuk diperhatikan oleh institusi pendidikan, kesehatan masyarakat, dan terutama juga orangtua. Lebih baik membiarkan anak bermain dan olah raga dibanding memberikan gawai atau gim video yang membuat fisiknya pasif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.