Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Snuppy, Anjing Kloning Pertama di Dunia, Dikloning Ulang dan Sukses

Kompas.com - 23/11/2017, 12:29 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Inverse

KOMPAS.com - Masih ingat dengan Snuppy? Dia adalah anjing Afghanistan hasil kloning pertama di dunia yang 'lahir' pada 2005 oleh Hwang Woo Suk, ilmuwan asal Korea Selatan.

Tepat setelah 13 hari ulang tahun yang ke-10 pada 2015, Snuppy meninggal.

Meski begitu, dia mewariskan genetik yang tinggal di tiga kloningan ulangnya.

Para ilmuwan mengkloning ulang untuk lebih memahami kesehatan dan umur hewan klon dibandingkan dengan pendonor sel mereka.

Sejauh ini, hasil penelitian tentang kloning sudah dicampur. Sebab, beberapa hewan ada yang berakhir seperti domba Dolly yang meninggal setelah melewati setengah kehidupan domba normal. Saat itu Dolly berusia enam tahun.

Dibandingkan dengan Dolly, kasus Snuppy lebih menjanjikan.

Baca Juga: Ilmuwan Korsel Sukses Kloning Anjing Hutan

Tim peneliti veteriner di Seoul National University, University of Illinois di Urbana-Champaign, dan Michigan State University menerbitkan beberapa deskripsi terkait kloning dari klon pertama yang sudah terbit di jurnal Scientific Reports (10/11/2017).

Dalam artikel berjudul "Birth of Clones of The World’s First Cloned Dog", para ilmuwan menggambarkan proses di mana mereka berhasil mengkloning ulang anjing kloning pertama di dunia dan memantau kesehatannya.

Empat klon dari Snuppy lahir dengan bobot normal. Namun, salah satunya mati pada hari keempat karena diare berat. Penyebab pastinya belum pernah terkonfirmasi sampai sekarang.

Kematian neonatal ini berada dalam kisaran normal untuk anjing.

"Pada saat menulis laporan ini, tiga anjing kloningan keturunan Snuppy lainnya sudah berusia sembilan bulan, memiliki bobot yang sama dan tetap sehat," kata penulis penelitian seperti dilansir dari Inverse, Selasa (21/11/2017).

Donor sel somatik Snuppy yang bernama Tai meninggal pada usia 12 tahun. Dia adalah anjing rumahan dan pemiliknya meminta untuk dilakukan euthanasia (mematikan makhluk hidup tanpa melewati rasa sakit, misalnya suntikan, red) setelah Tai didiagnosi kanker.

Lain dengan Tai, Snuppy menjalani hidup sebagai anjing lab di Seoul National University.

Snuppy dan Tai adalah anjing Afghanistan yang rata-rata bisa bertahan hidup sampai 11,9 tahun.

Hasil pengamatan menunjukkan, tidak ada perbedaan signifikan antara anjing klon dengan biasa.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau