Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Teknologi Foto Udara Menguak Misteri Struktur Kuno di Arab?

Kompas.com - 20/11/2017, 19:16 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

Semua penemuan didapat dengan bantuan Google Earth, dan terkadang menggunakan Bing Maps. "Ruang" virtual ini adalah alat yang luar biasa untuk memenuhi peran tradisional pengintaian udara konvensional. Ini menjawab pertanyan mengapa kita butuh Google Earth.

Google Earth menjadi alat yang berguna karena memberi kemudahan untuk menandai pengaturan situs, pengukuran, penggambaran, serta menghasilkan peta distribusi untuk interpretasi.

Kelemahannya, gambar berupa dua dimensi, dan resolusi terbaik bisa sangat kabur saat diperbesar. Detilnya hilang, dan beberapa situs secara efektif tidak terlihat karena berbagai alasan.

Seperti yang selalu terjadi, pengintaian udara harus disertai pengamatan langsung di darat sebanyak mungkin. Idealnya, ada tiga hal yang ada di arkeologi udara, yaitu survei udara, gambar satelit, dan pengamatan langsung. Dalam beberapa tahun terakhir, situasi ideal itu dimungkinkan hanya di negara MENA, Yordania.

Peran Foto Udara

"Sejak 1997, foto udara diambil sebagai bagian dari proyek yang disebut Aerial Archeology in Jordan (AAJ). Lebih dari 100 ribu foto udara sudah diarsip APPAME untuk diteliti. Saya diminta untuk mempelajari struktur sebuah lokasi hingga sekarang. Lokasi tersebut masih di Arab Saudi," katanya.

Dinamika arkeologi di wilayah Timur Tengah menggugah Arab Saudi untuk terbuka pandangannya. Ada kemungkinan Arab Saudi akan menjadi negara MENA kedua yang mendukung program reguler arkeologi udara untuk menemukan, merekam, memantau dan meneliti ratusan ribu situs di negara itu.

Kennedy mengatakan, saya mendapat undangan untuk mengunjungi Al-Ula di barat laut Arab Saudi. Oasis Al-Ula terkenal karena menyimpan sisa-sisa suksesi budaya awal dan peradaban yang lebih baru, yang dipenuhi pohon kurma sampai 2 juta pohon.

Bersama koleganya, pakar geologi Don Boyer dari Komisi Kerajaan Al-Ula, Kennedy terbang menggunakan helikopter selama 15 jam dan mengambil hampir 6.000 foto dari 200 situs  yang telah dikatalogkan menggunakan Google Earth selama beberapa tahun.

Dengan mengombinasikan seluruh data yang ada, termasuk hasil interpretasi dari foto-foto Google Earth, invesitasi di darat, dan survei dari udara; Kennedy berharap untuk dapat mengungkap sejarah warisan Al-Ula dan memperluas penggunaan metode ini.

"Keberhasilan program arkeologi dari udara yang sistematik di daerah Al-Ula bisa menjadi pelajaran dan mencetuskan inisiatif untuk memetakan situs-situs arkeologi di Arab Saudi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com