Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Studi Baru, Konsumsi Kacang Bisa Menangkal Serangan Jantung

Kompas.com - 15/11/2017, 11:38 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

Sumber Telegraph

KOMPAS.com -- Serangan jantung menjadi momok menakutkan di tengah masyarakat saat ini. Pola hidup tidak sehat menjadi salah satu faktornya.

Namun ternyata, ada cara untuk mengurangi resiko serangan jantung, yaitu mengonsumsi kacang-kacangan secara rutin.

Studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi kenari, almon, kacang kemiri, mete, kenari hijau, kacang pikan, dan kacang biasa mampu mengurangi risiko penyakit jantung.

Dalam penelitian terhadap 200.000 orang yang makan kacang-kacangan 2-3 kali dalam seminggu, 23 persen dari responden tidak berisiko gangguan jantung koroner dan 15 persen tidak berisiko akan penyumbatan arteri jantung atau kardiovaskular.

Kacang sendiri sebenarnya telah lama dianggap sebagai superfood karena mengandung antioksidan, protein, nutrisi, mineral, dan serat yang tinggi. Semua kandungan tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Baca Juga: Bolehkah Penderita Penyakit Jantung Mengonsumsi Viagra?

"Temuan kami mendukung rekomendasi untuk meningkatkan asupan berbagai jenis kacang, sebagai bagian dari pola diet sehat untuk mengurangi risiko penyakit kronis di masyarakat luas," kata Dr. Marta Guasch-Ferre, ahli gizi dari Universitas Harvard yang juga penulis utama penelitian ini, dikutip dari The Telegraph pada Senin (13/11/2017).

Lebih dari 210.000 perawat perempuan dan tenaga profesional kesehatan laki-laki di Amerika Serikat terlibat sebagai peserta penelitian ini.

Mereka memberikan informasi kesehatannya dalam 32 tahun terakhir, mulai dari informasi tentang riwayat medis, gaya hidup dan penyakit.  Kemudian, mereka diminta mengisi kuesioner mandiri setiap dua tahun.

Dari data tersebut, Dr. Guasch-Ferre dan koleganya mengidentifikasi 14.136 kasus penyakit kardiovaskular utama, 8.390 penyakit jantung koroner, dan 5.910 stroke yang beberapa di antaranya berakibat fatal.

Menanggapi temuan yang dimuat di Journal of American College of Cardiology, berbagai ahli angkat bicara.

Salah satunya adalah Dr Emilio Ros, ahli medis di Klinik Endokrinologi dan Gizi di Barcelona. Dr Ros mengatakan, idealnya, investigasi lebih lanjut dibutuhkan untuk menguji efek konsumsi kacang dalam jangka panjang yang ditambahkan dalam diet biasa pada kardiometabolik keras.

"Sementara itu, kacang mentah, jika mungkin tidak dikupas dan tidak diproses, dapat dianggap sebagai kapsul kesehatan alami yang bisa dengan mudah dimasukkan ke dalam diet pelindung jantung untuk mendapatkan kesehatan kardiovaskular lebih baik dan meningkatkan kesehatan di usia senja," lanjut Dr. Ros.

Baca Juga: Mengapa Perempuan Lebih Sering Komplikasi Saat Serangan Jantung?

Seperti diketahui, penyakit kardiovaskular adalah kondisi seperti penyakit jantung atau stroke yang melibatkan penyumbatan atau penyempitan arteri atau pembuluh darah ke jantung, otak, atau tubuh. Sementara itu, penyakit jantung koroner adalah saat lemak menyumbat dinding arteri.

Profesor Jeremy Pearson, Direktur Medis Asosiasi Jantung Inggris, berpendapat bahwa penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, terkait kebiasaan orang-orang yang makan kacang mentah dianggap memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung.

"Namun mungkin ada banyak alasan untuk ini, termasuk kemungkinan orang yang makan kacang polos (tanpa rasa) cenderung memiliki diet yang lebih baik," ujar Profesor Pearson.

"Penelitian ini difokuskan pada asupan kacang mentah dan ini sangat berbeda dengan kacang panggang atau asin yang sering menggunakan garam dan gula," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau