KOMPAS.com - Manusia Indonesia sudah pandai membuat perhiasan sejak 30.000 tahun lalu alias sejak bumi masih mengalami zaman es.
Pada masanya, manusia Indonesia menyulap tulang-tulang hewan menjadi liontin, digantungkan pada leher dengan tali yang terbuat dari bahan kulit kayu.
Tim arkeolog dari Indonesia dan Australia menemukan jejak kecerdasan manusia Indonesia masa lalu itu di Leang Bulu Bettue, kawasan karst Maros, Sulawesi Selatan.
Mereka menemukan tulang jari kuskus yang sudah dilubangi serta tulang babirusa dan kuku elang yang diubah jadi perhiasan.
Baca: Terungkap, Orang Indonesia Sudah Pintar Bikin Perhiasan sejak Zaman Es
Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional, Shinatria Adhityatama, mengungkapkan bahwa temuan tersebut punya arti penting bagi sejarah nusantara.
"Tulang hewan tersebut bisa dikatakan perhiasan tertua di nusantara," katanya ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (5/4/2017).
Penemuan itu menjadi pelengkap dari sejumlah temuan sebelumnya, menambah jelas kisah sejarah perkembangan seni di nusantara.
Seni di nusantara sendiri - walaupun bisa diperdebatkan - bisa dirunut hingga ratusan ribu tahun lalu, ketika Homo sapiens bahkan belum ada.
Tahun 2014, Josephine CA Jordens, peneliti pada Fakultas Arkeologi di Universitas Leiden, menemukan goresan berbentuk zig zag pada cangkang kerang Pseudodon vondembuschianus trinilensis dari situs Trinil.
Baca: Terkuak, Gambar Kuno Tertua di Dunia Berasal dari Tanah Jawa
Ia mengatakan, goresan zigzag dibuat secara sengaja oleh Homo erectus yang hidup di situs yang terletak di Jawa Tengah tersebut.
"Ini adalah gambar purba. Ini adalah cara untuk mengekspresikan diri. Apa tujuan dari orang yang membuatnya, kita tidak tahu," katanya kala itu.
Temuan lain yang menjadi petunjuk perkembangan seni di nusantara adalah gambar cadas di Leang Timpuseng, Maros, Sulawesi Selatan.
Gambar cadas itu berusia 40.000 tahun, dinyatakan sebagai gambar cadas tertua di dunia berdasarkan publikasi penelitian di jurnal nature pada 9 Oktober 2014.