Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Renang di Musim Panas

Kompas.com - 22/09/2011, 11:44 WIB

Latar belakang sungai yang kontras seperti berbagai tebing batu. Tebing batu juga sering dipanjat warga untuk melakukan atraksi loncat indah ke sungai atau sekedar berjemur santai menikmati teriknya matahari.

Opsi berenang di stadium renang terbuka Helsinki bersebelahan dengan stadium Olimpiade juga menjadi pilihan favorit warga yang ingin berolahraga dengan pemandangan langit terbuka.

Apalagi temperatur air yang relatif hangat karena kolam ini dilengkapi dengan sistem pemanas. Stadium ini dibangun seiring dengan diselenggarakannya Olimpiade 1952 di Helsinki.

Stadium berarsitektur fungsionalis yang terdiri atas kolam 50 meter dan kolam untuk loncat indah serta menyelam. Sayangnya stadium ini hanya dibuka dari bulan Mei hingga September saja mengingat iklim yang semakin tak bersahabat seusai musim panas.

Hari itu adalah hari terakhir stadium dibuka sebelum rehat. Saya dan teman menyempatkan diri mencoba menyelami air terakhir musim panas dengan berbekal uang tarif masuk pelajar 1,8 euro saja.  

Beberapa teman yang usil kerap masuk secara ilegal untuk berenang di malam hari ketika stadium sudah tutup. Mereka mengakui pengalaman renang di malam hari lebih mengasyikan dan santai daripada di siang hari yang ramai pengunjung.

Maklum, di Finlandia, berenang di kolam renang memiliki semacam rambu lalu lintas tersendiri. Kolam 50 meter memiliki delapan jalur dan terlihat seperti kolam untuk perenang profesional.

Setiap jalur dibagi sesuai dengan kecepatan para perenang dan terdiri atas dua arah. Awalnya bisa sangat merepotkan jika ternyata ada perenang yang lamban dan berada di jalur dengan kecepatan yang tidak sesuai.

Terkadang sulit untuk sekedar santai dan berbincang di pinggir kolam. Di sini berenang berarti bisnis. Seperti halnya berkendaraan di jalan raya, hati-hati dengan salipan para perenang yang sudah tak sabar menyelesaikan putaran mereka.

Air yang jernih dan langit yang cerah dengan deretan pepohonan selalu menjadi kenikmatan tersendiri ketika berenang di sini. Kubah Katedral Putih Lutheran tampak naik turun di kejauhan seiring dengan timbul tenggelamnya kepala para perenang ke dalam air.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com