Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Kadar Trombosit Bantu Penyembuhan DBD? Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 21/02/2020, 20:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fokus pada meningkatkan trombosit selalu disebut-sebut sebagai cara pemulihan pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Benarkah meningkatkan trombosit tubuh adalah cara terbaik untuk menyembuhkan pasien DBD?

Hal ini dibantah oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr dr Leonard Nainggolan SpPD-KPTI.

Menurut dia, berfokus pada meningkatkan trombosit tubuh bukanlah cara atau fokus utama untuk menyembuhkan pasien DBD.

"Nggak (meningkatkan trombosit). Masalah utama pada DBD adalah kebocoran plasma," kata Leo pada Kompas.com, di ruang kerjanya RS Cipto Mangunkusumo, Senin (10/2/2020).

Baca juga: Jus Jambu Biji dan Herbal Bikin Sembuh DBD? Ini Penjelasan Ahli

Kebocoran yang terus menerus akan menyebabkan darah mengalami kepekatan, dan membuat darah tidak mengalir dengan baik.

Ketika darah tidak mengalir, maka suplai makanan untuk jaringan-jaringan tubuh jadi terganggu. Lama-kelamaan timbullah shock.

"Kebocoran plasma inilah yang memicu shock. Jadi bukan trombosit patokannya," kata dia.

Kendati demikian, diakui Leo, trombosit secara pasar bisa dipakai sebagai prediktor yang memprediksikan bahwa pasien akan mengalami gejala dan akibat yang berat atau tidak.

Baca juga: Ahli: Penanganan DBD Adalah Minum Air Gula dan Elektrolit

Kadar trombosit yang rendah atau disebut dengan trombositopenia pada kondisi terburuknya dapat menyebabkan pendarahan internal yang berakibat fatal. Pendarahan internal tersebut bisa terjadi di otak maupun saluran pencernaan.

Akan tetapi, secara faktual dalam medis bisa dilihat dari hasil hematokrit atau kepekatan sel pembuluh darah yang berhubungan dengan adanya kebocoran plasma dalam tubuh pasien DBD.

Jika hasil hematokrit meningkat, maka pasien harus diberikan carian lebih banyak, terutama cairan yang mengandung gula (glukosan dan elektrolit).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau