Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tingkatkan Kadar Trombosit Bantu Penyembuhan DBD? Ini Penjelasan Ahli

KOMPAS.com - Fokus pada meningkatkan trombosit selalu disebut-sebut sebagai cara pemulihan pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Benarkah meningkatkan trombosit tubuh adalah cara terbaik untuk menyembuhkan pasien DBD?

Hal ini dibantah oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr dr Leonard Nainggolan SpPD-KPTI.

Menurut dia, berfokus pada meningkatkan trombosit tubuh bukanlah cara atau fokus utama untuk menyembuhkan pasien DBD.

"Nggak (meningkatkan trombosit). Masalah utama pada DBD adalah kebocoran plasma," kata Leo pada Kompas.com, di ruang kerjanya RS Cipto Mangunkusumo, Senin (10/2/2020).

Kebocoran yang terus menerus akan menyebabkan darah mengalami kepekatan, dan membuat darah tidak mengalir dengan baik.

Ketika darah tidak mengalir, maka suplai makanan untuk jaringan-jaringan tubuh jadi terganggu. Lama-kelamaan timbullah shock.

"Kebocoran plasma inilah yang memicu shock. Jadi bukan trombosit patokannya," kata dia.

Kendati demikian, diakui Leo, trombosit secara pasar bisa dipakai sebagai prediktor yang memprediksikan bahwa pasien akan mengalami gejala dan akibat yang berat atau tidak.

Kadar trombosit yang rendah atau disebut dengan trombositopenia pada kondisi terburuknya dapat menyebabkan pendarahan internal yang berakibat fatal. Pendarahan internal tersebut bisa terjadi di otak maupun saluran pencernaan.

Akan tetapi, secara faktual dalam medis bisa dilihat dari hasil hematokrit atau kepekatan sel pembuluh darah yang berhubungan dengan adanya kebocoran plasma dalam tubuh pasien DBD.

Jika hasil hematokrit meningkat, maka pasien harus diberikan carian lebih banyak, terutama cairan yang mengandung gula (glukosan dan elektrolit).

https://sains.kompas.com/read/2020/02/21/200300523/tingkatkan-kadar-trombosit-bantu-penyembuhan-dbd-ini-penjelasan-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke