Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2020, 07:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasien yang terinfeksi virus dengue dan mengidap demam berdarah dengue (DBD) dapat sembuh jika dilakukan penanganan yang cepat dan tepat.

Hal itu dikatakan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr dr Leonard Nainggolan SpPD-KPTI. Ia menyebutkan, pengobatan DBD sebenarnya sangat sederhana. Hanya saja, kewaspadaan kita yang harus dinaikkan.

Penanganan medis pada pasien DBD dilakukan dengan pengobatan suportif atau pengobatan dukungan terhadap gejala yang muncul di tubuh pasien.

"Sehingga yang ditangani oleh dokter adalah akibat-akibat yang terjadi pada DBD. Seperti kebocoran plasma, maka yang diganti adalah cairan bisa melalui infus atau minum yang lebih banyak," ujar Leo saat dijumpai Kompas.com di ruang kerjanya, Senin (10/2/2020).

Baca juga: Begini Reaksi Sistem Imun Tubuh Lawan Virus Demam Berdarah

Hingga saat ini, para ahli belum menemukan antivirus untuk virus dengue. Begitu pula dengan vaksin dengue. Padahal, fase kritis menjadi hal yang penting bagi dokter dan pasien DBD.

Pada fase ini umumnya pasien DBD akan mengalami kebocoran plasma, di mana hal ini menandakan banyaknya cairan yang keluar dari dalam tubuh pasien.

"Yang paling utama pada pasien DBD adalah terjadinya kebocoran plasma, jadi obatnya adala cairan," kata dia.

Baca juga: Penantian Panjang Dibuatnya Vaksin Demam Berdarah…

Sebanyak 91 persen komponen plasma adalah air. Saat terjadi kebocoran plasma dalam tubuh, cairan yang keluar adalah cairan yang mengandung glukosa dan elektrolit.

Plasma yang bocor itu mengakibatkan kepekatan darah, dan menjadikan sirkulasi darah di dalam tubuh terganggu. Sehingga, mengganggu kinerja organ tubuh lainnya.

"Kebocoran plasma itu sendiri sampai saat ini belum ada obatnya, tapi akibat dari kebocoran itu terjadi pemekatan dalam pembuluh darah," tuturnya.

Baca juga: Sudah Tampak Pulih, Kok Bisa Pasien DBD Melemah Lagi?

Untuk dapat mengembalikan sirkulasi darah menjadi lancar, maka cairan yang bocor tersebut harus digantikan kembali dengan cairan baru. Dokter juga akan memberikan penanganan terhadap gejala lain yang diderita pasien DBD.

"Cairan bisa dari minuman, dan yang paling baik adalah yang mengandung gula (glukosa) dan elektrolit," tuturnya.

Kenapa harus cairan gula dan elektrolit?

Mengonsumsi minuman yang mengandung gula dan elektrolit dirasa lebih baik karena akan membantu menarik cairan dari kebocoran plasma.

"Ketika gula diserap dalam usus, itu akan menarik air, menggandeng air, sama dengan elektrolit. Minuman yang mengandung elektrolit saat diserap oleh usus, juga akan menarik air," kata dia.

Baca juga: Kenali 3 Fase Penyakit DBD, dari Demam hingga Kritis

Leo mengatakan, lebih banyak jumlah air yang diserap pada minuman yang mengandung glukosa dan elektrolit dibandingkan dengan minuman air mineral biasa.

Oleh sebab itu, minuman glukosa dan elektrolit akan membantu akibat kebocoran plasma yang berisiko memicu shock dan berujung pada kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau