Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi Virus Corona Makin Meluas, Sekarang China Diserang Flu Burung

Kompas.com - 03/02/2020, 18:46 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Daily Mail


KOMPAS.com - Saat infeksi virus corona kian meluas dan diperkirakan menjangkiti lebih dari 70.000 orang, sekarang China kembali harus menghadapi serangan flu burung.

Melansir Daily Mail, Senin (3/2/2020), pemerintah China melaporkan kematian mendadak 4.500 ekor ayam di sebuah pertanian di kota Shaoyang, provinsi Hunan selatan.

Kota ini diketahui berjarak tak jauh dari pusat wabah virus corona di kota Wuhan, China.

China melaporkan adanya wabah flu burung akibat serangan virus H5N1 yang sangat patogen dan telah membunuh 4.500 ekor ayam.

Wabah flu burung atau Avian influenza itu awalnya dilaporkan terjadi di sebuah peternakan di kota Shaoyang, Hunan.

Baca juga: Flu Burung Merebak di Hunan, Tak Jauh dari Epicentrum Virus Corona di Wuhan

Setelah diketahui sebagai serangan virus H5N1, pihak berwenang China kemudian memusnahkan 17.828 ekor unggas yang diduga telah terjangkit penyakit tersebut.

Flu burung sulit menyebar, tapi mematikan

Flu burung tersebut diklasifikasikan sangat patogen, karena banyaknya jumlah unggas yang mati akibat penyakit itu.

Tak hanya virus korona, jenis virus H5N1 ternyata juga telah menimbulkan kekhawatiran dalam beberapa tahun terakhir.

Meskipun penyakit ini tidak mudah menginfeksi manusia, bahkan sulit menyebarkan dari manusia ke manusia, namun beberapa orang yang terinfeksi di seluruh dunia diketahui meninggal akibat terinfeksi flu burung.

Menurut WHO, ketika orang terinfeksi virus flu burung, maka angka kematiannya sekitar 60 persen.

Baca juga: Pernah Hadapi Flu Burung, Ini Kesiapsiagaan untuk Hadapi Virus Corona

Shaoyang diketahui berjarak sekitar 350 mil dari pusat kota Wuhan, tempat wabah virus corona ini mulai terindentifikasi pada akhir tahun lalu.

Virus yang awalnya ditemukan di sebuah pasar di kota Wuhan itu menyebabkan salah satu kota penting di China itu harus diisolasi.

Seseorang yang terinfeksi dengan virus corona Wuhan dapat menyebarkannya hanya dengan batuk atau bersin.

Hingga awal bulan ini, dilaporkan sedikitnya 305 orang meninggal akibat virus corona Wuhan, China. Bahkan, satu kasus dikabarkan meninggal di luar China, yakni di Filipina.

Akibat penyebaran virus corona yang kian masif dan semakin banyak orang yang terinfeksi, WHO telah mengumumkan keadaan darurat global.

Bahkan, penyebaran infeksi virus corona China ini yang kian meluas tersebut membuat sejumlah negara, termasuk Indonesia, mengevakuasi warganya dari kota Wuhan.

Para ilmuwan yang menulis dalam jurnal medis bergengsi The Lancet memperkirakan infeksi virus corona telah mencapai 75.800 orang di Wuhan, pusat wabah tersebut.

Baca juga: Belum Selesai Virus Corona, Flu Burung Kembali Merebak di China...

Kemungkinan mereka telah terinfeksi virus corona baru pada 25 Januari dan secara signifikan lebih dari jumlah resmi 2.639 di kota yang sepi itu.

Virus corona pertama teridentifikasi di sebuah pasar di kota Wuhan, yang sebagian besar menjual makanan laut, aneka hewan mati dan hidup.

Termasuk di antaranya anak serigala, salamander, ular, burung merak, landak hingga daging unta. Namun, para peneliti mengungkapkan virus corona ini disebabkan oleh kelelawar.

Sebelumnya, ular juga diketahui menjadi penyebab munculnya virus jenis baru ini.

Kini, ribuan unggas yang mati menjadi kasus baru yang harus dihadapi China, akibat merebaknya lagi virus H5N1 atau flu burung Hunan.

Baca juga: Virus Corona: Ahli Berlomba Kembangkan Vaksin, Akan Segera Diuji WHO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com