Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 3.000 Tahun, Peneliti Inggris Ciptakan Suara Mumi Nesyamun

Kompas.com - 27/01/2020, 20:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Para peneliti di Inggris menciptakan kembali suara pendeta Mesir kuno, Nesyamun, setelah dimumikan 3.000 tahun lalu.

Nesyamun adalah seorang pendeta yang hidup di masa pemerintahan Firaun Rameses XI, yang memerintah sekitar abak ke 11 sebelum masehi (SM).

Melansir The Guardian, Senin (27/1/2020), mumi Nesyamun saat ini berada di Leeds City Museum, Inggris.

Lalu, bagaimana peneliti bisa mereproduksi suaranya?

Mumi ini telah menjadi subjek banyak penelitian. Kali ini, berkat teknologi tiga dimensi, peneliti di Inggris berhasil menciptakan kembali suara Nesyamun.

Baca juga: Jejak Mesir Kuno, Mumi Anak Singa hingga Kumbang Raksasa Dipamerkan

"Apa yang telah kami lakukan adalah menciptakan suara Nesyamun, saat dia berada di sarkofagusnya," ujar rekan penulis studi, Prof David Howard.

Kepala departemen teknik elektronik di Royal Holloway, University of London ini mengatakan suara itu bukan seperti dari pidatonya, karena mumi ini tidak benar-benar bicara.

Peneliti gunakan teknologi 3D

Hasil penelitian yang ditulis di jurnal Scientific Reports itu, tim peneliti menyebut mumi itu dibawa ke Leeds General Infirmary dan melakukan serangkaian CT scan.

Berdasarkan data tersebut, tim dapat menghasilkan rekonstruksi digital dari saluran vokal Nesyamun. Selanjutnya, direproduksi melalui 3D printed.

Kendati demikian, akibat mumifikasi dan penguburan, menyebabkan struktur lidah menjadi kusut dan langit-langit lidah yang lunak menghilang.

Baca juga: Ada Jutaan Mumi Burung Ibis di Makam Kuno Mesir, dari Mana Asalnya?

Tim harus merekonstruksi ulang dengan menggabungkan model tersebut ke laring elektronik dan pengeras suara.

Saluran suara menyaring suara yang dihasilkan dari udara yang telah melewati laring.

"Suara laring kami adalah elektronik dan jika suara itu diproduksi oleh Nesyamun, ia akan mengeluarkan udara paru-paru ke luar melalui laringnya," jelas Howard.

Dengan demikian, lanjut Howard, lipatan vokalnya akan bergetar untuk menciptakan efek yang sama.

Jika teori sengatan serangga itu benar, maka hembusan nafas terakhir dari Nesyamun mungkin terdengar seperti "Ow!" atau "Argh!

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau