Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDHI Desak Pemerintah Deklarasikan Wabah African Swine Fever

Kompas.com - 06/12/2019, 19:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) mendesak pemerintah untuk segera mendeklarasikan bahwa wabah African Swine Fever (ASF) telah memasuki Indonesia.

Disampaikan oleh Ketua Umum PDHI, Drh H Muhammad Munawaroh MM, desakan tersebut berdasarkan kasus kematian babi pada sejumlah usaha peternakan di Sumatera Utara.

Angka kematian babi terus bertambah sejak Agustus 2019 sampai awal Desember 2019 dan mencapai jumlah 20.500 ekor. Lalu, berdasarkan hasil laboratorium, dinyatakan kematian babi-babi tersebut positif disebabkan oleh ASF.

"Untuk itu, kami dari PDHI ini sebenarnya ingin mendesak pemerintah untuk mendeklarasikan bahwa wabah ASF pada babi ini sudah memasuki Indonesia," kata Munawaroh kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2019).

Baca juga: 4.682 Babi di Sumut Mati karena Penyakit Hog Cholera, Apa Itu?

Dituturkan Munawaroh, kemungkinan besar pemerintah tidak segera mengeluarkan deklarasi karena khawatir ekspor daging babi menjadi terganggu.

Padahal, kata dia, ekspor daging babi terbesar adalah dari Pulau Bulan ke Singapura. Sementara, penyebaran virus ASF ini belum memasuki kawasan Pulau Bulan.

"Tetapi bukan berarti daerah lain akan aman dari ASF ini jika tidak segera dilakukan pencegahannya, karena selain cepat menyebar, virus ini juga tidak ada obatnya," ujar dia.

Bahkan, kata dia, pada kondisi terburuknya, penyebaran virus ASF tersebut juga akan bisa dirasakan oleh peternak di daerah luar Sumatera, seperti Manado, Gorontalo dan lain sebagainya, sehingga akan lebih merugikan dari sisi ekonomi.

Baca juga: Terobosan Baru, Ahli Ciptakan Babi yang Kebal Virus Mematikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com