KOMPAS.com - Para ahli telah menciptakan beras berwarna emas dengan nutrisi baiknya. Varietas padi terbaru ini diberi nama golden rice alias beras emas.
Perlu diingat, para ahli memakai nama beras emas bukan karena ada kandungan logam mulia di dalamnya. Nama itu diberikan karena warna beras tersebut kuning keemasan.
Menurut laporan Science Magazine, varietas beras emas bakal segera ditanam di Bangladesh dan siap dikonsumsi pada 2021.
Dikutip dari Mother Nature Network, Jumat (22/11/2019), varietas beras emas pertama kali dikembangkan pada 1990-an oleh ilmuwan Jerman.
Baca juga: Rancang Beras Berprotein Hewani, Pelajar Indonesia Catatkan Prestasi
Tujuan para peneliti mengembangkan beras emas adalah untuk mencari cara mengurangi tingkat kekurangan vitamin A atau beta karoten, yang terus menjadi perhatian nutrisi utama di seluruh negara berkembang.
Beras emas dikembangkan dengan menyuntikkan nutrisi beta karoten di dalamnya.
Nutrisi beta karoten yang disuntikkan ke dalam beras berasal dari genom jagung. Karena hal ini pula, beras tersebut memiliki warna kuning keemasan yang khas.
Untuk diketahui, beta karoten merupakan salah satu jenis karotenoid. Beta karoten memberi warna merah, kuning, dan oranye pada tanaman.
Ketika beta karoten masuk ke dalam tubuh, dia dapat diubah menjadi vitamin A yang bermanfaat untuk kesehatan mata dan sistem imun. Beta karoten juga menghasilkan antioksidan yang berperan melindungi kerusakan sel tubuh.
Beras emas diciptakan untuk memenuhi kebutuhan gizi manusia.
Meski tujuannya mulia, tapi karena beras emas ini dimodifikasi secara genetik, muncullah aneka kritik dari banyak pihak.
Para kritikus memperingatkan, modifikasi genetik untuk pangan adalah cara yang tidak perlu dilakukan. Tindakan ini disebut berpotensi berbahaya untuk menyelesaikan persoalan kekurang gizi di seluruh dunia.
Karena hal tersebut, para kritikus menolak penanaman beras emas di mana saja.
Walaupun menuai banyak kritikan, Banglades akui siap menjadi negara pertama yang akan menanam beras emas secara luas di negaranya.
Ini artinya, beras emas akan segera membanjiri pasar, terutama di seluruh Asia, di mana daya konsumsi beras dan kekurangan vitamin A sama-sama tinggi.